Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Boeing 737, dari Ramai-ramai Dikandangkan hingga Adanya Retakan

Kompas.com - 30/10/2019, 05:49 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber kompas.com

 

KOMPAS.com - Banyak maskapai penerbangan di AS yang harus membatalkan penerbangan pada bulan Januari dan Februari karena larangan terbang 737 Max dari otoritas penerbangan AS (FAA)

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Senin (28/10/2019), Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Boeing 737 MAX untuk terbang lagi, kecuali masyarakat dan pembuat kebijakan di AS yakin 99,9 persen pesawat itu aman.

Pesawat jenis Boeing 737 Max telah dikandangkan di banyak negara sejak Maret lalu usai mengalami dua kecelakaan fatal berturut-turut di Indonesia dan Ethiopia dalam waktu kurang dari enam bulan.

CEO Boeing Co Dennis Muilenburg mengakui pihaknya telah melakukan kesalahan terkait kecelakaan yang menimpa 2 pesawat 737 Max.

Dilansir Reuters, Selasa (29/10/2019), pernyataan tersebut berdasarkan kesaksian tertulis Dennis yang dipublikasikan Senin (28/10/2019).

Berdasarkan data Kompas.com, berikut masalah-masalah yang terjadi dalam pesawat Boeing:

1. Kurangnya informasi soal fitur MCAS untuk pilot

Tepat tanggal 29 Oktober 2018 pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang.

Pesawat yang lepas landas pada pukul 06.20 WIB itu dijadwalkan akan tiba di tujuan sekitar pukul 07.20 WIB.

Namun, 13 menit setelah mengudara, pesawat jatuh pada pukul 06.33 WIB di koordinat S 5'49.052" E 107'06.628".

Berdasarkan laporan Kompas.com, Selasa (29/10/2019), pilot sempat meminta return to base (RTB) ke petugas pengawas Bandara Soekarno-Hatta.

Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utama menyebut, salah satu penyebabnya adalah terdapat kerusakan pada bagian Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pesawat.

MCAS adalah fitur yang baru ada di pesawat Boeing 737-8 (MAX) untuk memperbaiki karakteristik angguk, yaitu pergerakan pada bidang vertikal pesawat pada kondisi flap up, manual flight tanpa auto pilot, dan AOA tinggi.

Sayangnya, pilot tidak mendapat informasi lengkap soal fitur tersebut dalam pelatihan maupun dalam buku panduan.

Baca juga: Ramai Inspeksi Boeing 737, Mengapa Pesawat Bisa Mengalami Keretakan?

2. Adanya retakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com