KOMPAS.com - "Ting, tung!" mendengar bunyi tersebut, apakah Anda akan segera mengecek ponsel Anda?
Atau, Anda termasuk tipikal yang tak bisa lepas dari ponsel dalam keadaan apa pun?
Perilaku sering mengecek ponsel itu, atau hanya sekadar berselancar di media sosial bisa jadi tanda-tanda kecanduan jejaring sosial.
Dilansir dari Lifewire, kecanduan jejaring sosial merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang menghabiskan terlalu banyak waktu guna berselancar di media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Jika tak dibatasi, aktivitas seperti ini bisa mengganggu aspek kehidupan keseharian lainnya.
Meski demikian, tidak ada pengakuan resmi dari pihak medis mengenai kecanduan medua sosial sebagai suatu penyakit atau gangguan.
Pada umumnya, kecanduan mengacu pada perilaku kompulsif yang mengarah pada efek negatif.
Tetapi, dalam sejumlah kasus, orang dengan kecanduan merasa terdorong untuk melakukan kegiatan tertentu dengan frekuensi tinggi.
Baca juga: Kecanduan Internet, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Akhirnya, aktivitas tersebut menjadi kebiasaan yang dianggap berbahaya.
Dengan frekuensi yang dilakukan terlalu sering, maka dapat dimungkinkan kecanduan berdampak mengganggu kegiatan penting lainnya, seperti pekerjaan di kantor atau kegiatan di sekolah.
Dalam konteks itu, mereka yang kecanduan media sosial dapat dianggap sebagai seseorang dengan paksaan untuk menggunakan media sosial secara berlebihan atau secara terus-menerus memeriksa pembaruan status di media sosial, misalnya Facebook.
Tak hanya itu, aktivitas menelusuri akun orang di media sosial selama berjam-jam juga termasuk dalam perilaku kecanduan jejaring sosial.
Akan tetapi, sulit untuk menentukan kapan suatu kegemaran atau suatu kegiatan digolongkan menjadi kecanduan yang menjadi kebiasaan atau kecanduan yang merusak.
Apakah menghabiskan 3 jam dalam sehari di Twitter dengan membaca twit dari orang-orang secara random termasuk dalam kecanduan Twitter?
Menjawab pertanyaan ini, para peneliti di Universitas Chicago menyimpulkan, kecanduan media sosial bisa lebih kuat daripada kecanduan rokok dan kecanduan minuman keras.