Fungsi Genetis dalam Penulisan Sejarah

KOMPAS.com - Dalam proses penulisan sejarah, ada beberapa tahapan metodologi penelitian yang digunakan oleh kalangan sejarawan, yakni historiografi.

Historiografi adalah tahap terakhir dalam metodologi penelitian sejarah yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan untuk menghasilkan suatu karya.

Historiografi sendiri memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi genetis, fungsi didaktis, dan fungsi pragmatis.

Apa yang dimaksud fungsi genetis?

Baca juga: Maksud Interpretasi dalam Metode Penulisan Sejarah

Fungsi genetis

Pada awalnya, setiap peristiwa atau kisah sejarah mengungkapkan jalannya suatu peristiwa yang terjadi atas asal-usul seseorang.

Di dalam fungsi genetis, identitas diri berfungsi untuk melacak asal-usul suatu peristiwa berdasarkan geneologisnya.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa fungsi genetis dalam penulisan sejarah adalah mengungkapkan asal-usul dari suatu peristiwa sejarah.

Pada hakikatnya, setiap sejarah memang mengungkapkan bagaimana sesuatu terjadi sekaligus dengan asal-muasalnya.

Dengan mengungkapkan bagaimana sebuah sejarah terjadi, maka identitasnya pun akan dapat diketahui.

Menentukan identitas diri dengan melacak geneologisnya merupakan sebuah hal yang lazim dilakukan dalam historiografi.

Lebih lanjut, hal penulisan sejarah tidak hanya dilakukan untuk memaparkan informasi tentang suatu peristiwa, melainkan juga untuk mencari tahu hal-hal apa saja yang mempengaruhi dan menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.

Salah seorang sejarawan, yaitu Kartodirdjo menyatakan bahwa sejarah memiliki fungsi genetis-didaktis.

Artinya, hasil rekonstruksi pengetahuan dari ilmu sejarah dapat dimanfaatkan bagi generasi berikutnya dengan mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman generasi terdahulu.

Contoh dari fungsi genetis penulisan sejarah adalah Babad Tanah Jawi, sejarah Melayu, dan sebagainya.

Referensi:

• Widodo, Sugeng Wahyu. (2021). Sejarah. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia.