KOMPAS.com - Banyak orang yang mungkin masih asing dengan istilah purel.
Sebagian orang memahami purel merupakan singkatan dari public relation, tetapi istilah yang berasal dari bahasa Jawa ini lebih mengacu pada seorang perempuan pemandu karaoke.
Lantas, bagaimana asal-usul istilah purel?
Baca juga: Jugun Ianfu, Wanita Penghibur atau Korban Kekerasan Tentara Jepang?
Perempuan pekerja malam adalah para wanita yang melakukan pekerjaan pada malam hari.
Biasanya, para perempuan pekerja malam ini juga disebut sebagai purel.
Istilah purel populer di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sementara itu, istilah lain dari purel adalah pemandu karaoke di Jawa Tengah dan pemandu lagu (PL) atau LC (ladies companion).
Mengutip dari berbagai sumber, purel bisa dianggap sebagai perempuan teman penghibur atau wanita penghibur, yang disebut juga kupu-kupu malam.
Meski begitu, tidak semua perempuan pekerja malam bekerja sebagai purel.
Mereka juga bisa dianggap pekerja malam apabila bekerja antara pukul 23.00 hingga 07.00.
Hal ini sudah tercantum dalam hukum ketenagakerjaan mengenai istilah perempuan pekerja malam Pasal 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. KEP. 224/MEN/20033 tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 sampai dengan 07.00.
Mengenai asal-usul istilah purel tidak banyak informasi yang didapat. Namun, disebutkan bahwa istilah purel sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1980-an.
Seiring berjalannya waktu, istilah purel pun mulai lebih terkenal dalam tingkat nasional.
Baca juga: Siapa Wanita Pertama yang Terkenal dengan Riasan Eyeshadow?
Selain purel, berikut macam-macam istilah lain yang juga mengacu pada sebutan perempuan penghibur.
Referensi: