Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perang Salib

Kompas.com - 26/07/2021, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Salib adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Eropa dan Timur Tengah.

Rangkaian perang yang berlangsung antara 1095-1291 ini melibatkan Tentara Salib Kristen dari Eropa dan pasukan umat muslim.

Selama hampir dua abad, kedua kubu tersebut saling berebut Yerusalem.

Perang Salib pertama kali dicetuskan pada 1095 oleh Paus Urbanus II dalam sidang Konsili Clermont.

Pada Perang Salib Pertama, sukarelawan perang yang disebut sebagai Tentara Salib membangun negara-negara baru, atau biasa disebut Outremer di Tanah Suci (sekarang Palestina, Israel, sebagian Lebanon dan Yordania).

Negara-negara bentukan Tentara Salib tersebut yaitu Negara Edessa, Negara Antiokhia, Negara Kerajaan Yerusalem, dan Negara Tripoli.

Sejak saat itu hingga Perang Salib V, Gereja Katolik Roma terus mendukung serangkaian kampanye militer ke Timur Tengah.

Namun setelah Perang Salib V, Gereja Katolik tidak lagi secara resmi mendukung perang, dan empat perang tersisa hingga tahun 1291 didukung serta diorganisir oleh para bangsawan Eropa.

Perang Salib baru berakhir hampir dua abad kemudian, ketika Akko, kota terakhir Tentara Salib di Tanah Suci, direbut umat muslim pada 1291.

Baca juga: Perang Salib V (1217-1221)

Penyebab berakhirnya Perang Salib

Setelah Raja Louis IX dari Prancis meninggal karena sakit dalam Perang Salib VIII, Pangeran Edward dari Inggris berupaya melanjutkan Perang Salib IX pada 1271.

Namun, upayanya tidak membuahkan hasil dan hanya berakhir dengan gencatan senjata selama sepuluh tahun.

Pasukan yang tergabung dalam Tentara Salib umumnya memiliki berbagai motivasi, termasuk keselamatan agama, memenuhi kewajiban feodal, kesempatan untuk terkenal, dan keuntungan ekonomi atau politik.

Setelah Perang Salib IX, para tentara di Outremer mulai kehilangan motivasi berperang.

Selain itu, konflik politik dan agama di Eropa semakin mengurangi antusias para penguasanya untuk merebut Yerusalem.

Hal ini diperparah dengan buruknya komunikasi antara pemimpin Eropa dengan Tentara Salib di Tanah Suci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com