Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kholidin, Pepanah dengan Gigi

Kompas.com - 05/08/2022, 09:20 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Keterbatasan bukan batasan, begitu slogan ASEAN Para Games 2022. Kalimat itu bukan ungkapan biasa bagi Kholidin.

Kholidin pernah hidup normal dengan tubuh yang sempurna. Namun, kecelakaan pada tahun 2017 membuatnya harus punya tekad kuat melanjutkan hidup.

Dia mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya kehilangan tangan kanan.

Pada bulan Ramadhan 2017, dia jatuh dari pohon kelapa setinggi 9 meter. Tangan kanannya patah tulang, kemudian operasi.

Baca juga: Klasemen ASEAN Para Games 2022: Indonesia Tembus 300 Medali dan Nyaman di Puncak, Malaysia...

Nahasnya, usai operasi dia mengalami infeksi sehingga harus merelakan tangan kanannya untuk diamputasi.

"Saya kaget, kenapa harus diamputasi akhirnya dirujuk ke Jakarta, untuk operasi. Kita diskusi cukup lama, hingga dokter menyerah semua keputusan di tangan kita. Pilihannya, ada tangan tidak ada nyawa, sama tidak ada tangan punya nyawa. Karena takutnya infeksi keorgan lain. Taruhannya nyawa," jelas Kholidin kepada Kompas.com.

Dunia Panah dan Tukang Bubur

Bagi Kholidin, dunia panah seperti darahnya. Meski baru mengenal panahan pada akhir 2015, kehebatannya di seberang papan begitu dominan.

Baca juga: Setiawan: Ditabrak Truk Tronton, Pincang Permanen, dan 2 Emas ASEAN Para Games 2022

Berawal dari ajakan adiknya, lama-kelamaan dia menikmatinya hingga berprestasi.

Berbeda cerita dengan dagang bubur. Sudah sejak 1994 dia menggeluti usaha menjadi tukang bubur.

Artinya, puluhan tahun dia menggeluti usahanya tersebut.

Namun, dunia serasa jungkir balik usai kejadian 2017 itu. "Saya sempet berpikiran bisa enggak ya berjualan lagi, sama memanah kan ya yang utama kan tangan," kata Bang Udin, sapaan akrabnya, September 2019.

Nyatanya, cintanya kepada dunia panah tak surut. Ibarat pepatah, tak ada rotan akar pun jadi.

Kholidin yang tak punya tangan kanan, memindahkannya ke mulut, lebih tepatnya dengan gigi.

Baca juga: Cerita Ahsan Minder Dipasangkan dengan Hendra Setiawan

Memanah dengan Gigi

Berpindah dari tangan ke gigi bukan perkara mudah. Darah pernah bercucuran dari bibirnya.

"Akhirnya Allah kasih jalan, bisa memanah lagi. Saya ikat stranger pakai tali sepatu terus saya coba pasang anak panahnya (pakai mulut), selama tiga minggu itu prosesnya," jelasnya

Mulai saat itu, dunia yang terjungkir mampu dia balikkan dengan gigi.

"Dari situ saya mulai bangkit lagi, karena senangnya bisa nembak lagi saya sampai sulit bisa makan, karena gunakan gigi depan sakit minta ampun mungkin baru pertama kali."

"Saya pindahkan di gigi samping itu pun berdarah. Saya coba lagi pakai gigi geraham sudah agak nyaman. Akhirnya balik lagi latihan serius," terang dia.

Baca juga: Kisah Junaedi, Pengembala Kambing yang Jadi Atlet Judo dan Raih Emas ASEAN Para Games 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com