KOMPAS.com - Gelaran kompetisi sepak bola paling bergengsi di Benua Eropa, Liga Champions, akan kembali bergulir.
Empat pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions bakal terlebih dahulu diselesaikan.
Keempat laga tersebut yakni Manchester City vs Real Madrid, Juventus vs Lyon, Barcelona vs Napoli, dan Bayern Muenchen vs Chelsea.
Selepas empat laga tersebut, gelaran Liga Champions akan diteruskan hingga partai final pada bulan Agustus.
Ya, 11 laga akan digelar dalam kurun waktu 14 hari pada bulan Agustus.
Baca juga: Man City Vs Real Madrid, Liga Champions Bisa Jadi Pelipur Lara The Citizens
Sebelum menginjak ke gelaran Liga Champions yang akan kembali bergulir pada 8 Agustus 2020 nanti, berikut dua mitos ajang tersebut.
Sejak format Liga Champions bergulir pada 1993-1994 belum ada pelatih non-Eropa yang berhasil mengangkat trofi.
Paling tinggi mentok di final dan kalah, yakni Diego Simeone yang menangani Atletico Madrid.
Los Rojiblancos, julukan Atletico Madrid, dua kali gagal dalam partai final Liga Champions oleh dua lawan yang sama, yakni Real Madrid.
Baca juga: Jadwal Liga Champions, Misi Sulit Real Madrid di Kandang Man City
Perjumpaan derby Madrid di partai puncak tersebut pada musim 2013/2014 dan 2015/2016.
Atletico di bawah kepelatihan Diego Simeone selalu kalah dalam dua partai puncak dan gagal memecahan kutukan soal pelatih non-Eropa yang ada.
Kini, Diego Simeone yang merupakan pelatih asal Argentina masih bisa berpeluang memecahan kutukan tersebut.
Dia akan bertemu dengan wakil Austria, Red Bull Leipzig, di babak delapan besar Liga Champions musim 2019-2020.
Baca juga: Final Piala FA Jadi Sinyal Petaka Chelsea di Liga Champions
Beberapa eks pesepak bola yang pernah merasakan partai final Liga Champions memiliki keyakinan tersendiri soal trofi Liga Champions.
Mereka percaya dengan mitos tak boleh menyentuk Si Kuping Besar sebelum laga selesai, khususnya ketika memasuki lapangan jelang kickoff laga puncak.