KOMPAS.com – Deterjen merupakan sabun khusus untuk mencuci pakaian dan barang tekstil lainnya. Namun, tahukah kamu bahwa deterjen memberikan dampak buruk bagi lingkungan? Apa dampak buruk pemakaian deterjen bagi lingkungan?
Dampak buruk deterjen bagi lingkungan adalah:
Baca juga: Sejarah Sabun: Berawal dari Lemak Hewan
Salah satu bahan pembuatan deterjen adalah fosfat. Fosfat dalam limbah deterjen yang memasuki perairan berdampak buruk karena menyebabkan eutrofikasi.
Dilansir dari National Ocean Service, eutrofikasi adalah meningkatnya muatan nutrisi (termasuk fosfor) di perairan yang menyebabkan mekarnya alga berbahaya.
Mekarnya alga berbahaya akibat limbah deterjen dapat menyebabkan menurunnya oksigen terlarut, pengasaman air, dan kematian ikan juga organisme air di dalamnya.
Baca juga: Pencemaran Air akibat Blooming Algae
Dampak buruk deterjen bagi lingkungan selanjutnya adalah merusak lapisan pelindung ikan. Deterjen mengandung surfaktan, yaitu zat dapat mendenaturasi protein.
Sehingga, surfaktan dapat merusak dan menghancurkan selaput lendir ikan yang merupakan sistem kekebalan ikan.
Rusaknya selaput lendir membuat ikan kehilangan lapisan yang melindunginya dari berbagai patogen penyebab penyakit seperti bakteri dan parasit.
Baca juga: Mengapa Penggunaan Bom untuk Menangkap Ikan Dilarang?
Dilansir dari Lenntech, surfaktan dalam deterjen juga dapat menyebabkan kerusakan para pada insang. Padahal insang adalah organ vital pada ikan, seperti paru-paru pada manusia.
Hal tersebut membuat konsentrasi limbah deterjen yang tinggi di perairan dapat menyebabkan tidak bisa mengikat oksigen dan mati.
Dampak buruk deterjen bagi lingkungan selanjutnya adalah mengganggu kemampuan reproduksi ikan dan hewan air lainnya.
Deterjen menurunkan kemampuan reproduksi hewan air juga membunuh telur ikan dan telur hewan air lainnya.
Baca juga: Peran Ikan dalam Ekosistem
Dampak buruk deterjen bagi lingkungan selanjutnya adalah mengurangi tegangan air. Surfaktan dalam deterjen mengirangi tegangan permukaan air.
Dilansir dari Sciencing, berkurangnya tegangan permukaan air dapat menyebabkan kehidupan air menyerap lebih banyak polutan seperti pestisida dan fenol.
Sehingga, mengakibatkan ikan dan organisme air lainnya menyerap polusi dua kali lebih banyak dariada biasanya.
Penumpukan polutan dalam tubuh ikan dan organisme air dapat berbahaya bagi organisme tersebut dan organisme lain yang mengonsumsinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.