Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam tertua di Indonesia yang terletak di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Kemunculan kerajaan tersebut berawal dari datangnya pedagang Islam dari India, Arab dan Persia ke Nusantara.
Setelah singgah sekian lama, para pedagang Islam tersebut menikah, memiliki keturunan, dan menetap hingga membangun kerajaan bernama Samudera Pasai.
Wilayah kerajaan ini menjadi wilayah yang pertama kali dikunjungi para pedagang dan pelayar. Sebab letaknya berada di jalur perdagangan internasional, yakni pesisir utara Sumatera, tepatnya Kota Lhokseumawe, Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai awalnya digagas oleh Nazimuddin al-Kamil. Lalu, kerajaan ini didirikan pada 1267 Masehi oleh Sultan Malik al-Saleh atau Marah Silu (Meurah Silu). Pendiri Kerajaan Samudera Pasai ini sekaligus menjadi raja pertama.
Terpilihnya Meurah Silu sebagai penguasa Pasai karena titah Kesultanan Mamluk di Kairo. Meurah Silu diberi gelar Sultan Malik as-Saleh atau Sultan Malikussaleh.
Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara
Ia menjadi sultan Samudera Pasai periode 1267-1297 Masehi. Setelah wafat, pemerintahannya digantikan oleh sang putra, yaitu Sultan Malik az-Zahir dari hasil perkawinan Meurah Silu dengan Putri Raja Perlak.
Penguasa Samudera Pasai terus berganti hingga 1517 Masehi, berikut daftar Raja Kerajaan Samudera Pasai:
Masa kejayaan Samudera Pasai terjadi pada kepemimpinan Sultan al-Malik Zahir II.
Dalam kepemimpinannya, Wilayah Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan. Sehingga banyak saudagar dari penjuru dunia, seperti India, Siam, Arab hingga Cina datang untuk berniaga ke Pasai.
Baca juga: Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai
Lintas perdagangan di Pasai yang berkembang pesat saat itu juga membuat Kesultanan Samudera Pasai merilis mata uang emas yang disebut dirham untuk digunakan secara resmi.
Selain menjadi kawasan tersibuk, Kerajaan Samudera Pasai juga menjadi tempat dakwah penyebaran agama Islam, sekaligus pusat perkembangannya.
Walau sempat mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit, Samudera Pasai mampu meraih kembali masa keemasannya pada pemerintahan Sultan Malikah Nahrasiyah.
Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan yang cukup penting di Asia.