Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Awan dan Kabut

Kompas.com - 22/06/2022, 11:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Awan dan kabut dua merupakan fenomena yang terjadi secara alami. Awan dan kabut, keduanya merupakan koloid berjenis aerosol cair, yaitu cairan yang terdispersi ke dalam fase gas.

Namun, awan dan kabut adalah dua hal yang berbeda. Berikut adalah perbedaan awan dan kabut!

Ketinggian

Perbedaan awan dan kabut yang pertama adalah ketinggian tempatnya terbentuk. Dilansir dari NOAA SciJinks, awan terbentuk di berbagai ketinggian dan dapat mencapai hingga 12 mil di atas tanah.

Sedangkan, kabut selalu terbentuk di dekat tanah dan selalu menyentuh tanah (tidak pernah terbentuk tinggi dan tidak menyentuh tanah). Sehingga, kabut disebut sebagai awan yang menyentuh tanah.

Baca juga: Perbedaan Kabut dan Embun

Proses terbentuknya

Walaupun sama-sama merupakan aerosol cair, awan dan kabut terbentuk dari proses yang berbeda.

Proses pembentukan awan dimulai dari penguapan air menjadi uap. Dilansir dari National Geographic, awan terbentuk ketika udara jenuh atau terisi dengan uap air. Penguapan terjadi karena suhu panas dari sinar matahari.

Sedangkan kabut terbentuk dari pendinginan udara. Udara yang dingin mengubah uap air di udara menjadi kristal es dan membentuk kabut.

Sehingga, kabut hanya terbentuk pada kondisi udara yang dingin.

Baca juga: Penyebab Bencana Kabut Asap dan Dampaknya

Ukuran partikel air

Awan dan kabut juga memiliki ukuran partikel air yang berbeda. Partikel air dalam kabut memiliki ukuran yang lebih kecil daripada partikel air dalam awan.

Partikel air memiliki ukuran di bawah sepuluh mikrometer, bergantung pada jenis kabutnya. Sedangkan, awan memiliki ukuran partikel air yang lebih besar yaitu sekitar sepuluh hingga seratus mikrometer.

Awan menyebabkan hujan sedangkan kabut tidak

Awan adalah bagian dari siklus air bumi. Partikel air dalam awan akan terus bertambah hingga jenuh dan turun ke permukaan bumi sebagai hujan.

Sedangkan, kabut bukan bagian dari siklus air bumi. Partikel air dalam kabut dapat terus bertambah dan membuat kabut makin tebal, namun kabut tidak akan menurunkan hujan.

Baca juga: Alasan Dibalik Bentuk Tetesan Air Hujan yang Bulat

Densitas

Awan dan kabut juga memiliki densitas atau kepadatan yang berbeda. Awan memiliki kepadatan yang lebih tinggi daripada kabut.

Awan memiliki kapadatan yang berbeda, sesuai dengan jenisnya. Namun, rata-rata awan memiliki kepadatan sekitar 0,3 gram per meter kubik.

Sedangkan, kabut memiliki densitas yang lebih rendah yaitu sekitar 0,05 gram per meter kubik.

Kelembapan

Kabut hanya terbentuk pada daerah dengan kelembapan tinggi, sedangkan awan dapat terbentuk di daerah kering asalkan terjadi penguapan air atau prespitasi.

Baca juga: Siklus Hidrologi: Jenis dan Komponen Pembentuknya

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, kabut terbentuk pada kelembapan relatif udara sekitar 95 persen. Sehingga, kabut tidak terbentuk di daerah yang kering.

Sedangkan, awan dapat terbentuk di daerah kering selama penguapan air terjadi. Namun, pada daerah kering pembentukan awan cenderung lambat. Misalnya, di daerah gurun awan hanya akan terbentuk beberapa tahun saja dalam sekali.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com