KOMPAS.com - Teater kabuki berasal dari negara Jepang. Merupakan salah satu teater klasik Jepang yang sudah muncul dan berkembang sejak abad ke-17.
Selain kabuki, ada tiga teater klasik lainnya yang cukup terkenal di negara Jepang, yakni nohgaku, bunraku, serta kyogen.
Menurut I Ketut Sudita dan I Gde Suryawan dalam buku Sejarah Seni Rupa Timur (2017), kabuki berasal dari ka, bu, dan ki.
Ka berarti nyanyian, bu artinya tarian, dan ki maksudnya keterampilan. Adapun keterampilan yang dimaksud ialah bermain pedang.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, awalnya istilah 'kabuki' memberi kesan karakter yang tidak ortodoks (kolot) serta mengejutkan.
Teater klasik khas Jepang ini muncul pada abad ke-17, ketika seorang penari perempuan bernama Okuni mencapai popularitasnya berkat parodi doa-doa Buddhis.
Baca juga: Fungsi Busana dalam Pertunjukan Teater
Dikutip dari jurnal Perbedaan Tata Busana dan Tata Rias antara Pertunjukan Ketoprak dan Kabuki (2013) oleh Nur Hastuti, Okuni merupakan mantan rahib wanita penjaga Kuil Izumo.
Ia kemudian memimpin kelompok pertunjukan teater beranggotakan para wanita bertata rias cantik. Okuni mengumpulkan para wanita tersebut dari artis wanita pengembara yang menari serta berakting.
Okuni beserta anggota kelompok teaternya menampilkan tarian serta kisah pendek. Namun, tarian itu terkesan sensual dengan adegan erotis.
Pada 1629, pemerintah setempat melarang perempuan untuk tampil dalam teater kabuki.
Selanjutnya, pemeran teater tersebut digantikan oleh anak laki-laki muda (puber) yang berpakaian layaknya perempuan. Tetapi kembali lagi, hiburan ini dikritik, karena kepedulian terhadap nilai moral.
Akhirnya, kelompok laki-laki berusia dewasa yang mengambil alih peran dan teater kabuki. Susunan inilah yang terus bertahan hingga saat ini.
Baca juga: Mengenal Seni Teater Tradisional Mamanda
Dalam jurnal Perkembangan Kabuki menjadi Choukabuki sebagai Kolaborasi Budaya dengan Pengaruh Modernisasi (2019) karangan Muhammad Yogi Permana dkk, kabuki memadukan berbagai unsur dalam pertunjukan teaternya.
Adapun unsur tersebut adalah seni peran, tari, serta musik. Jika dijabarkan lebih lanjut, unsur itu, meliputi cerita, pemain, musik pengiring, penggunaan dialog, tari panggung, penonton, serta sutradara.
Tujuan teater kabuki adalah menghibur penonton serta memungkinkan para aktor menunjukkan keterampilannya.
Berikut ini beberapa ciri khas teater kabuki: