Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Indonesia sebagai Jalur Rempah Sejak Masa Prakolonial

Kompas.com - 19/09/2020, 18:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

 

KOMPAS.com - Peran Indonesia sebagai Jalur Rempah diyakini dimulai sejak ribuan tahun lalu di era prakolonial. Tetapi pernyataan itu masih membutuhkan bukti kuat dan pengakuan dari negara-negara lain.

Hal tersebut dipaparkan oleh Bram Kushardjanto dari Yayasan Negeri Rempah dalam Media Brief International Forum on Spice Route (ISFR) secara daring, pada Sabtu (19/9/2020).

"Untuk mendapatkan pengakuan tentang tuanya Jalur Rempah Indonesia dari UNESCO, diperlukan bukti dan pengakuan dari negara-negara yang disinggahi para pedagang rempah dari kerajaan-kerajaan nusantara pada zaman dahulu," terang Bram.

Tetapi, menurutnya, hingga saat ini peran Indonesia (kerajaan-kerajaan di nusantara) prakolonial dalam Jalur Rempah belum mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain.

Yayasan Negeri Rempah meyakini, dalam perjalanan sejarah, Indonesia berperan penting dalam perekonomian dunia karena posisi yang strategis sebagai jalur maritim dunia.

Indonesia di Asia Timur memiliki posisi strategis karena menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah hingga Eropa. Asia Tenggara merupakan sumber komoditas yang paling dicari dan paling berharga yaitu rempah-rempah.

Rempah-rempah yang menjadi komoditas utama adalah cengkeh, pala, dan bunga pala. Rempah-rempah tersebut mendorong perkembangan perdagangan internasional di Asia Tenggara.

Jalur Rempah adalah jalur komoditas rempah yang melintasi banyak area dan berbagai pelabuhan di dunia terutama dari wilayah nusantara barat melintasi Asia, Afrika hingga Eropa.

"Meski para pedagang Eropa banyak yang mengeksplorasi laut untuk mencari rempah-rempah. Tetapi Penjelajahan Samudera Eropa untuk mencari rempah-rempah tersebut terkait dengan penjajahan (kolonialisme)," imbuhnya.

Sementara itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia RI meyakini, kerajaan-kerajaan Indonesia pada zaman dahulu sebelum era kolonial telah mengeksplorasi Jalur Rempah.

Diperkirakan, peran Indonesia dalam Jalur Rempah dunia telah mencapai ribuan tahun (2.000-5.000 tahun) jauhnya dibandingkan dari perkiraan para sejarawan Barat.

Terlebih pohon Cengkeh (Eugenia aromatica) merupakan tumbuhan asli (endemik) di Pulau Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan.

Pala dan bunga pala berasal dari pohon Pala (Miristica fragrans) merupakan tumbuhan endemik Pulau Banda.

Rempah-rempah aromatik seperti kemenyan (Styrax benzoin) dan kamper (Dryobalanops aromaticum) berasal dari getah pohon endemik Sumatera.

Beberapa komoditas rempah lain juga berasal dari Sumatera seperti kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan lada (Piper nigrum).

Rempah-rempah seperti cendana (Santalum album) dan kemiri (Aleurites moluccana) tumbuh di pulau-pulau di nusantara timur.

"Penting dilakukan penelitian dan berbagai upaya lebih lanjut untuk menentukan di mana titik-titik pendaratan Jalur Rempah dari wilayah Indonesia. Dalam rangka semakin menegaskan peran Indonesia sebagai Jalur Rempah Dunia sejak zaman prakolonial," terangnya.

Maka dari itu, sebagai salah satu upayanya, Yayasan Negeri Rempah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan kegiatan International Forum on Spice Route 2020 secara daring pada 21-24 September 2020.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com