KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 terwujud salah satunya berkat kekalahan Jepang di Perang Dunia II.
Di Perang Dunia II, Jepang terlibat dalam perang di Asia Pasifik. Perang itu kerap disebut sebagai Perang Asia Timur Raya.
Jepang, bersama Jerman dan Italia tergabung dalam Blok Poros (Axis). Mereka melawan Blok Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan China.
Di awal perang, Jepang unggul setelah mengambil alih Asia Tenggara dari koloni Eropa.
Baca juga: Perang Asia Timur Raya: Latar Belakang dan Posisi Jepang
Negara-negara di Asia Tenggara saat itu dikoloni oleh bangsa Eropa. Inggris menguasai Birma (Myanmar), Malaya (Malaysia), dan Borneo (Kalimantan).
Perancis menguasai Indochina (Kamboja, Laos, dan Vietnam). Spanyol menguasai Filipina (Spanish East Indies). Sementara Indonesia dikuasai Belanda (Hindia Belanda).
Kemenangan Jepang di Pearl Harbour mendorong Jepang melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara.
Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?
Dari 1942 sampai 1945, Jepang menguasai Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Namun kemenangan Jepang tak bertahan lama.
Pada 1945, Jepang dan Blok Poros kalah. Bagaimana proses kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya?
Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015):
Kemenangan Jepang di Asia Pasifik tak bertahan lama. Jepang beberapa kali mengalami kekalahan.
Baca juga: Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang
Jepang kalah di Kepulauan Mariana hingga Filipina. Sejak 1943, posisi Jepang makin terdesak.
Blok Poros kalah dalam berbagai pertempuran melawan Blok Sekutu. Pada 1943, Sekutu membuat rencana pengepungan Jepang.
Untuk bisa mengepung Jepang, Sekutu harus melancarkan serangan dari selatan dan tenggara, melalui Filipina, Mikronesia, dan Papua Niugini.