Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Bentuk Wajah Mungkin Dipengaruhi oleh Tekanan di Rahim

Kompas.com - 13/05/2024, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sel induk embrio, yang berperan penting dalam menentukan fitur wajah kita selama perkembangan, dapat terhambat pertumbuhannya, jika berada di bawah tekanan yang meningkat.

Tim peneliti internasional mengamati pertumbuhan embrio tikus dan katak, serta embrioid manusia (kumpulan sel embrio yang dikembangkan di laboratorium) untuk lebih memahami bagaimana beberapa sel memberi tahu sel lain untuk tumbuh dan berdiferensiasi.

Mereka memperhatikan bahwa ketika peningkatan tekanan hidrostatik diterapkan secara eksternal pada embrio atau embrioid, jalur sinyal sel penting dalam sel puncak saraf terganggu.

Temuan ini menyiratkan bahwa perkembangan jaringan dapat terpengaruh pada saat-saat penting dalam perkembangan hewan, sehingga menempatkan mereka pada risiko malformasi kraniofasial. Kelainan ini diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, termasuk pasokan nutrisi.

Menurut ahli neurobiologi Roberto Mayor dari University College London (UCL), temuan ini menunjukkan bahwa malformasi wajah dapat dipengaruhi tidak hanya oleh genetika, tetapi juga oleh isyarat fisik di dalam rahim seperti tekanan.

Baca juga: Alami Kondisi Langka, Wanita Ini Punya Rahim Ganda dan Sedang Mengandung Dua Bayi

Dalam induksi embrio, sel dikirim melalui jalur biologis yang berbeda selama perkembangannya melalui sinyal kimia dari jaringan lain di dekatnya. Para ilmuwan mengetahui beberapa, namun tidak semua, pemicu yang menentukan bagaimana sel induk menafsirkan isyarat ini.

Secara khusus, analisis tersebut mengamati rongga berisi cairan, yang disebut blastocoel, dekat dengan tempat berkembangnya puncak saraf.

Tekanan pada blastocoel terbukti menurunkan aktivitas protein, yang disebut Yap, yang pada gilirannya merusak sekelompok molekul pemberi sinyal,
yang dikenal sebagai Wnt, yang bertanggung jawab memberi tahu puncak saraf bagaimana cara berkembang.

Meskipun penelitian ini tidak menyelidiki penyebab peningkatan tekanan di dalam rahim manusia, temuan ini memberikan wawasan mengenai pengaruh mekanis pada embrio yang sebagian besar penelitian cenderung berfokus pada pengaruh faktor biokimia.

Penelitian ini pun memberi para ilmuwan sebuah langkah maju yang penting terkait pemahaman mereka tentang bagaimana manusia (dan vertebrata lainnya) terbentuk, hingga ke molekul individu dan sinyal yang terlibat dalam tahap awal perkembangan.

Baca juga: Produk Pelurus Rambut Kimia Bisa Sebabkan Kanker Rahim

Meskipun tekanan jelas dapat menyebabkan sinyal puncak saraf menjadi kurang efisien, masih harus dilihat bagaimana perubahan tertentu dalam lingkungan rahim dapat menimbulkan hasil tertentu pada perkembangan anak manusia.

Dengan demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana perubahan di dalam tubuh serta tekanan lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan embrio manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com