Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fisikawan J. Robert Oppenheimer, Sang Bapak Bom Atom

Kompas.com - 12/05/2023, 21:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sutradara Christopher Nolan akan segera merilis film biografi terbarunya yang berjudul "Oppenheimer" pada Juli 2023 mendatang.

Film ini mengisahkan seorang fisikawan bernama Julius Robert Oppenheimer saat terlibat dalam Proyek Manhattan dan kontribusinya terhadap penciptaan bom atom. 

Berikut adalah profil singkat J. R. Oppenheimer, ilmuwan ternama yang dijuluki "Bapak Bom Atom". 

Siapa sosok Oppenheimer?

Oppenheimer lahir di New York City pada tanggal 22 April 1904. Orang tuanya, Julius S. Oppenheimer, seorang pedagang tekstil Jerman yang kaya, dan Ella Friedman, seorang seniman, merupakan keturunan Yahudi. 

Baca juga: Apa yang Membuat Bom Hidrogen Lebih Mematikan dari Bom Atom?

Melansir Atomic Archive, Oppenheimer belajar di Ethical Culture Society School dan masuk Harvard pada tahun 1922.

Awalnya, ia berniat menjadi ahli kimia, tetapi beralih ke bidang fisika. Oppenheimer lulus summa cum laude pada tahun 1925 dan pergi ke Inggris untuk melakukan penelitian di Laboratorium Cavendish Universitas Cambridge dan bekerja di bawah JJ Thomson.

Pada tahun 1926, Oppenheimer belajar di Universitas Göttingen, di bawah bimbingan Max Born, dan berhasil memperoleh gelar Ph.D. pada usia 22 tahun. 

Di sana, Oppenheimer menerbitkan banyak kontribusi penting untuk teori kuantum yang baru dikembangkan, terutama makalah terkenal tentang pendekatan Born-Oppenheimer, yang memisahkan gerak nuklir dari gerak elektronik dalam perlakuan matematis molekul. 

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Bom Atom?

Pada tahun 1927, Oppenheimer kembali ke Harvard untuk mempelajari fisika matematika dan sebagai Rekan Dewan Riset Nasional. 

Kemudian, di awal tahun 1928, dia belajar di Institut Teknologi California. Oppenheimer menerima jabatan asisten profesor di bidang fisika di University of California, Berkeley, dan memiliki kerja sama dengan California Institute of Technology. 

Oppenheimer dikreditkan sebagai bapak pendiri sekolah fisika teoretis Amerika. Ia melakukan penelitian penting dalam astrofisika, fisika nuklir, spektroskopi, dan teori medan kuantum. 

Oppenheimer juga memberikan kontribusi penting pada teori hujan sinar kosmik dan melakukan studi yang mengarah pada deskripsi penerowongan kuantum. 

Baca juga: Sudah 70 Tahun, Pulau Karang Bikini Masih Rusak Akibat Ledakan Bom Atom

Pada tahun 1930-an, Oppenheimer adalah orang pertama yang menulis makalah yang menyarankan keberadaan objek yang sekarang kita sebut lubang hitam.

Oppenheimer dan Proyek Manhattan

Foto awan jamur yang mengudara setelah ledakan bom atom Amerika Serikat di Kota Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945. Selama ini foto ini disimpan di perpustakaan kongres AS di Washington.  ASAHI SHIMBUN via the Hiroshima Peace Memorial Museum Foto awan jamur yang mengudara setelah ledakan bom atom Amerika Serikat di Kota Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945. Selama ini foto ini disimpan di perpustakaan kongres AS di Washington.

Mengutip Encyclopedia Britannica, pada bulan Agustus 1942, Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) diberi tanggung jawab untuk mengorganisir upaya fisikawan Inggris dan AS untuk mencari cara memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan militer. Upaya ini yang kemudian dikenal sebagai Proyek Manhattan.

Oppenheimer diinstruksikan untuk mendirikan dan mengelola laboratorium untuk melaksanakan tugas ini. Pada tahun 1943 ia memilih dataran tinggi Los Alamos, dekat Santa Fe, New Mexico.

Oppenheimer pun menempati jabatan direktur Laboratorium Los Alamos dan bertanggung jawab atas penelitian dan desain bom atom.

Mengutip Atomic Heritage Foundation, kurang dari tiga tahun setelah Oppenheimer dipilih untuk mengarahkan pengembangan senjata, Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Pada bulan Oktober 1945, Oppenheimer mengundurkan diri dari jabatannya. Pada tahun 1947, ia menjadi kepala Institute for Advanced Study dan menjabat dari tahun 1947 sampai 1952 sebagai ketua Komite Penasehat Umum dari Komisi Energi Atom, yang menentang pengembangan bom hidrogen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com