Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Ibu Menyusui, IDAI Buat Modul Pelatihan untuk Dokter Anak

Kompas.com - 06/08/2022, 16:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Bertepatan dengan Pekan Menyusui Sedunia 2022, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan pentingnya mengaktifkan warm chain untuk mendukung ibu menyusui.

Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Naomi Esthernita F Dewanto, SpA (K) dalam Media Briefing bertema "Step up for breastfeeding: educate and support" yang diadakan oleh Satgas ASI IDAI Sabtu (6/8/2022).

"Warm chain adalah kita, sebagai individu dengan berbagai macam latar belakang ataupun organisasi, seharusnya bergandengan tangan membentuk suatu rantai yang harmonis yang bisa mendukung ibu menyusui," ujarnya.

IDAI Warm Chain

Baik itu dokter, tenaga kesehatan, pembuat kebijakan, akademisi, komunitas, pengusaha, media, ayah maupun anggota keluarga lainnya; keterlibatan semua aktor yang berperan penting dalam keberhasilan menyusui ini perlu dilakukan sejak antenatal atau ketika ibu hamil hingga anak berusia dua tahun.

Baca juga: Cuti Melahirkan Jadi 6 Bulan, Ahli Gizi: Baik untuk Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif

Pasalnya, konseling, edukasi dan dukungan langsung pada saat persalinan dan manajemen laktasi telah terbukti dapat meningkatkan ASI eksklusif sampai 50 persen.

Intervensi yang menyediakan konseling antenatal dan postnatal juga lebih efektif daripada yang hanya menargetkan satu periode saja.

Lebih lanjut, kebijakan cuti melahirkan telah terbukti efektif dalam meningkatkan tingkat ASI eksklusif, dan dengan berinvestasi 750 juta dollar AS per tahun untuk 10 tahun ke depan, pemerintah dan partner dapat membantu meningkatkan ASI ekslusif sampai 50 persen.

Modul pelatihan IDAI

Sebagai bentuk dukungan terhadap keberhasilan ibu menyusui, Satgas ASI IDAI sendiri telah membuat modul pelatihan Indonesian Breastfeeding Course for Clinician (IBFCC).

Pelatihan ini disertifikasi oleh IDAI dan menargetkan dokter umum dan dokter spesialis anak di seluruh Indonesia; karena menurut hasil Riskesdas 2018, ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia hanya sebesar 37,3 persen.

Naomi berkata bahwa dokter anak secara umum mempunyai peran sejak antenatal, saat lahir, paska lahir hingga post discharge atau setelah ibu dan bayi pulang.

Baca juga: Pentingnya ASI dan Dukungan Keluarga dalam Proses Menyusui

"Sebenarnya dokter anak itu adalah orang yang paling tepat untuk mendampingi ibu untuk mencapai goal dari menyusui ini," ujarnya.

Selain pendampingan menyusui, dokter anak juga harus memberikan panduan suplementasi susu formula, penanganan masalah yang mungkin dihadapi ibu selama 3-7 hari pertama; obat-obatan yang mungkin dibutuhkan oleh ibu; pengaruh dari kultural terhadap menyusui dan lain-lain.

Oleh karena itu, modul pelatihan yang dibuat oleh Satgas ASI IDAI meliputi fisiologi menyusui, persiapan prenatal dan IMD, pendampingan menyusui 0-72 jam pertama dan Baby-Friendly Hospital Initiative, serta penilaian dan tatalaksana masalah menyusui pada ibu.

Modul juga mencakup penilaian dan tatalaksana masalah menyusu pada bayi, pemantauan pertumbuhan bayi ASI eksklusif enam bulan, pemberian ASI pada prematur dan bayi sakit, serta komunikasi konseling.

Selain itu, ada juga skill station di mana dokter-dokter yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan simulasi kasus dan praktek langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com