Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Ini yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Penyebarannya

Kompas.com - 02/08/2022, 20:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya memastikan, bahwa cacar monyet belum diidentifikasi di Indonesia.

Meski demikian, Peneliti di Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dr Zulvikar Syambani Ulhaq, M.Biomed, Ph.D, berkata perlu ada kesiapan untuk menghadapi wabah cacar monyet.

Pasalnya, infeksi cacar monyet atau monkeypox saat ini sudah menyebar, setidaknya di 78 negara dengan lebih dari 18.000 kasus terkonfirmasi.

"Walaupun mungkin kasus belum ditemukan, perlu adanya kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang baik untuk menghadapi apabila kasus ini muncul di Indonesia," ungkap Zulvikar dalam webinar bertajuk Cacar Monyet, Darurat Kesehatan Global, dan Apa yang Perlu Kita Ketahui yang digelar BRIN, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Spanyol dan Brasil Laporkan Kematian Pertama akibat Penyakit Cacar Monyet

Dia mengatakan, untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Indonesia, Kemenkes dan BRIN tengah bersiap dalam menghadapi potensi ancamannya.

Dokter Zulvikar turut memaparkan sejumlah persiapan, dalam menghadapi cacar monyet jika masuk ke Indonesia di antaranya:

1. Peningkatan kapasitas deteksi dan laboratorium

Peningkatan kapasitas deteksi dan laboratorium yang memadai dinilai penting, karena sejauh ini PCR kit masih belum tersedia terlalu banyak.

Maka, menurutnya, perlu adanya validitas internal dari masing-masing negara untuk terkait kit PCR agar bisa digunakan untuk mendeteksi cacar monyet.

"Sejauh ini dari Kemenkes persiapan kapasitas lab atau kemampuan deteksinya sepertinya sudah cukup baik. Mengingat pada saat Covid-19 banyak laboratorium yang memiliki kemampuan deteksi PCR," imbuhnya.

2. Peningkatan kesadaran

Selanjutnya ialah pentingnya penekanan pada klinisi terutama dokter spesialis kulit untuk meningkatkan surveilans. Misalnya saja bila ada pasien yang dicurigai telah terinfeksi cacar monyet, dapat dilakukan skrining lebih lanjut.

"Oleh karena itu perlu kita memiliki kapasitas yang mampu mendeteksi monkeypox ini," terang Zulvikar.

Lalu, active screening atau surveilans pada kasus-kasus dengan diagnosis banding monkeypox yang bisa dilakukan masyarakat.

Baca juga: Cacar Monyet Banyak Dialami Pria Gay, Dokter Jelaskan Kemungkinan Penyebabnya

3. Strategi vaksinasi

Persiapan selanjutnya berkaitan dengan strategi vaksinasi, karena saat ini vaksin cacar monyet belum tersedia cukup banyak.

Untuk itu, perlu juga mempersiapkan strategi vaksinasi jika suatu saat cacar monyet muncul di Indonesia terutama memastikan apakah kita sudah memiliki vaksinnya.

4. Evaluasi pengobatan antiviral pada kasus berat

Upaya yang juga harus dipersiapkan adalah kesiapsiagaan mengenai evaluasi pengobatan, seperti antiviral dan pengobatan lain untuk kasus-kasus cacar monyet parah jika nanti ada pasien cacar monyet.

"Karena memang untuk kasus-kasus ringan sebenarnya pasien akan bisa sembuh sendiri," ujarnya.

5. Komunikasi publik

Komunikasi yang baik pada kelompok berisiko seperti pada kelompok laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), dengan memberikan masukan kepada mereka apabila merasakan gejala untuk segera melakukan pemeriksaan. Demikian pula pemberian informasi pada masyarakat secara luas.

"Potensi penelitian yang mungkin kita kembangkan karena memang sejauh ini kan kasusnya belum ada, jadi mungkin akan sedikit susah untuk mengembangkan penelitian tersebut," jelas Zulvikar.

Selain itu, diperlukannya pencatatan gambaran klinis apa yang ditemukan pada pasien cacar monyet di Indonesia. Perlu adanya sequencing PCR agar dapat diketahui apakah ada mutasi pada virus.

Lalu pengembangan deteksi in-house (rapid detection), evaluasi efektivitas vaksin dan pengobatan, dan mengembangkan obat pemulihan pasca-monkeypox.

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti dari Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis BRIN, Dr dr Reza Y Purwoko, SpKK, RSA, mengatakan bahwa penyebab cacar monyet adalah virus yang awalnya dibawa hewan, lalu menular ke manusia (zoonosis).

Penyakit cacar monyet bisa disebabkan karena seseorang melakukan perjalanan atau travelling dan kontak kulit ke kulit, dengan pasien. Oleh sebab itu, dia meminta agar masyarakat menghindari perilaku yang bisa menyebabkan penularan cacar monyet.

"Terus kita sama-sama lakukan penelitian untuk mengembangkan suatu inovasi terapi, vaksin, dan immunostimulant dari Indonesia," ucap Reza.

Baca juga: Apakah Orang yang Pernah Terinfeksi Covid-19 Lebih Rentan Tertular Cacar Monyet?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com