Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2022, 18:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Apendisitis atau radang usus buntu memiliki gejala awal yang dapat bervariasi di antara kelompok usia.

Gejala usus buntu bisa terasa tidak nyaman, menyakitkan, dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak diobati.

Radang usus buntu mendadak adalah penyebab paling umum dari nyeri perut akut yang memerlukan pembedahan.

Masalah kesehatan ini paling sering terjadi selama masa remaja dan usia 20-an, tetapi dapat berkembang pada usia berapa pun.

Gejala awal usus buntu 

Sakit perut yang parah dan tiba-tiba biasanya merupakan gejala awal dari radang usus buntu.

Baca juga: Terobosan Baru Deteksi Kanker Usus Besar, Kemenkes Luncurkan Kit BioColoMelt-Dx

Rasa sakitnya sering dimulai di dekat pusar. Saat memburuk, rasa sakit kemungkinan akan bergeser ke sisi kanan bawah perut.

Rasa sakitnya mungkin menjadi lebih intens dalam beberapa jam dan semakin memburuk jika bergerak, mengambil napas dalam-dalam, batuk, atau bersin.

Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah gejala usus buntu yang umum dialami:

  • Mual
  • Muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Sembelit atau diare
  • Ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas
  • Demam ringan dan menggigil
  • Perut bengkak
  • Ingin buang air besar untuk meredakan ketidaknyamanan

Gejala-gejala tersebut tidak ditemukan pada semua kasus radang usus buntu. 

Baca juga: Fungsi Usus Besar dan Bagian-bagiannya

Beberapa pasien usus buntu mungkin mengalami gejala seperti sakit perut yang sangat jarang atau bahkan tidak sama sekali. 

Kapan harus ke dokter?

Radang usus buntu dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan medis segera. 

Kondisi ini cenderung memburuk semakin jika tidak segera diobati. Gejala awal usus buntu mungkin terasa seperti gas.

Jika obat yang dijual bebas (OTC) tidak menghilangkan gas, atau jika ada rasa sakit yang parah dan memburuk, sebaiknya segera menemui dokter. 

Mengobati radang usus buntu segera setelah gejala muncul akan mencegahnya memburuk dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com