KOMPAS.com - Pebalap MotoGP tim Repsol Honda, Marc Marquez mengalami gegar otak setelah terjatuh saat sesi pemanasan di sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (20/3/2022).
Seperti diberitakan Kompas.TV, Minggu (20/3/2022) Marquez langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mataram untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah menjalani perawatan intensif, Marc Marquez berkata dirinya tidak merasa sehat dan absen di gelaran MotoGP Indonesia 2022.
"Marc Marquez (Tim Repsol Honda) telah dinyatakan tidak fit untuk Grand Prix Pertamina Indonesia setelah menderita gegar otak dalam kecelakaan besar di Turn 7 Warm Up," demikian keterangan resmi di laman resmi MotoGP.
Baca juga: Gegar Otak karena Kecelakaan? Kenali Gejala dan Penanganannya
Dilansir dari laman Healthcare University of Utah, Senin (17/10/2016) gegar otak adalah cedera otak traumatis (TBI) yang dapat memengaruhi fungsi otak.
Efek dari gegar otak dapat bersifat jangka pendek atau sementara, dan hanya berlangsung beberapa jam maupun beberapa hari. Namun, gegar otak juga bisa menyebabkan masalah pada kesehatan dalam jangka panjang.
Meskipun gegar otak dapat terjadi pada hampir semua olahraga, kondisi ini paling sering terjadi pada olahraga sepak bola, gulat, hoki es, bola basket, hoki lapangan, dan lacrosse.
Gegar otak juga dapat terjadi karena pukulan di kepala, benturan di kepala, jatuh, atau kecelakaan seperti yang dialami Marck Marquez.
Gegar otak berpotensi untuk melukai otak, dan membutuhkan waktu yang lama untuk pemulihannya.
Bahkan, gegar otak ringan sekali pun dapat berdampak pada kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Setelah menderita gegar otak, beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala dan kebingungan. Sementara yang lainnya hilang ingatan (amnesia), ataupun tidak dapat mengingat peristiwa tersebut. Adapun dampak gegar otak jangka pendek di antaranya:
Beberapa gejala gegar otak juga dapat berkembang dalam beberapa jam atau beberapa hari, setelah cedera otak traumatis terjadi. Gejala-gejalanya termasuk:
Sebagian besar orang yang mengalami gejala gegar otak biasanya bisa sembuh dalam beberapa pekan. Sekitar 20 persen orang kemungkinan dapat mengalami sindrom pasca-gegar otak, dan terus mengalami gejala setelah enam pekan.
Baca juga: Temuan Baru, Atlet Wanita Lebih Mungkin Mengalami Gegar Otak