Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2021, 18:35 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Keguguran adalah saat bayi meninggal di dalam rahim (uterus) sebelum usia kehamilan 20 minggu.

Untuk wanita yang mengetahui bahwa mereka hamil, sekitar 10 sampai 15 dari 100 kehamilan (10 sampai 15 persen) berakhir dengan keguguran.

Kebanyakan keguguran terjadi pada trimester pertama sebelum minggu ke-12 kehamilan. Keguguran pada trimester kedua (antara 13 dan 19 minggu) terjadi pada 1 sampai 5 dari 100 (1 sampai 5 persen) kehamilan.

Baca juga: Keguguran Berkali-kali Bisa Disebabkan oleh Sperma yang Rusak

Ibu hamil yang mengalami keguguran, seringkali menyalahkan diri sendiri karena merasa keguguran terjadi karena dirinya.

Faktanya, menurut Henry Lerner, M.D., spesialis kebidanan dan kandungan di Newton-Wellesley Hospital, Newton, Massachusetts, sebagian besar keguguran dini disebabkan oleh kelainan genetik yang jauh di luar kendali calon ibu.

"Ketika kromosom sel telur dan sperma bergabung membentuk embrio, mereka biasanya berpasangan dengan benar," katanya.

"Tapi terkadang mereka teracak. Jika pasangannya salah, embrio akan berhenti berkembang. Ini tidak berarti ada yang salah dengan ibu atau ayah; kehamilan berakhir begitu saja karena tidak memungkinkan,” jelas Lerner.

Melansir WebMD, tanda-tanda keguguran bisa meliputi:

- Muncul flek darah

- Kontraksi

- Pendarahan dari vagina

- Nyeri hebat di perut bagian bawah yang terasa seperti kram menstruasi

- Sakit punggung

- Tanda-tanda kehamilan yang ada (seperti payudara empuk atau mual) menghilang

Gejala-gejala tersebut bisa terjadi karena alasan lain. Tetapi temui dokter kandungan Anda untuk memeriksakan diri.

Penyebab keguguran

Kebanyakan keguguran terjadi karena hal-hal di luar kendali Anda. Lebih dari setengahnya terjadi karena masalah dengan kromosom, yang menampung gen yang mengatur warna rambut bayi, warna mata, kesehatan, dan fitur lainnya.

Memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit kromosom dapat mencegah bayi berkembang secara normal. Masalah ini seringkali terjadi secara kebetulan. Hal ini tidak disebabkan oleh apa pun yang Anda atau pasangan Anda lakukan.

Meski jarang terjadi, salah satu masalah kesehatan pada ibu hamil berikut ini dapat meningkatkn risiko keguguran:

- Masalah hormon
- Infeksi
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Penyakit tiroid
- Lupus
- Paparan radiasi atau bahan kimia beracun
- Merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang

Selain itu, usia di mana Anda hamil juga dapat memengaruhi risiko kehamilan. Wanita di usia akhir 30-an atau 40-an lebih cenderung mengalami keguguran daripada wanita yang berusia lebih muda. Tetapi, banyak juga wanita memiliki kehamilan yang sehat hingga usia 30-an dan 40-an.

Banyak hal yang memengaruhi peluang Anda mengalami keguguran. Seringkali sulit bagi dokter untuk mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkan berakhirnya kehamilan.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Bekerja Shift Malam Tingkatkan Risiko Keguguran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com