Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

2010, Virus Mirip SARS-CoV-2 Penyebab Covid-19 Sudah Ada di Kamboja

Kompas.com - 10/02/2021, 16:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alexandre Hassanin

PADA November dan Desember 2010, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan otoritas Kamboja mengundang para peneliti dari Muséum National d'Histoire Naturelle di Paris untuk mengeksplorasi beberapa situs di Kamboja utara.

Tujuannya adalah untuk mempelajari keanekaragaman hayati kelelawar di Kuil Preah Vihear, dan spesies kelelawar berjumlah sangat banyak yang ditangkap selama survei, termasuk delapan jenis kelelawar tapal kuda (genus Rhinolophus).

Kelelawar-kelelawar ini sangat menarik bagi ahli virologi, karena kelelawar adalah reservoir semua Sarbecoviruse, kelompok virus corona yang termasuk SARS-CoV dan SARS-CoV-2, yang secara berurutan menyebabkan epidemi SARS pada 2002-2004 dan pandemi Covid-19 sekarang.

Baca juga: Dari Mana Covid Berasal? Penyelidik WHO Menemukan Petunjuk Baru

Pada 2020, 10 tahun setelah ekspedisi, sampel yang disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu -80°C dikeluarkan dan diuji oleh Institut Pasteur of Cambodia (IPC) untuk mencari Sarbecoviruses.

Sebuah tes PCR menunjukkan dua hasil positif dan pengurutan lengkap genom dimulai. Dua varian virus yang dekat SARS-CoV-2 ditemukan pada dua kelelawar spesies Rhinolophus shameli yang kami tangkap pada 2010 di gua di Provinsi Steung Treng.

Hasil penelitian ini tersedia secara gratis di situs bioRxiv dan menunggu tinjauan sejawat. (Praktik ini sekarang banyak digunakan untuk cepat membagikan pengetahuan baru terkait pandemi Covid-19).

Virus seperti SARS-Cov-2 terdapat di kelelawar di Provinsi Yunnan di China dan daratan Asia Tenggara

Penemuan ini penting karena virus ini adalah yang pertama ditemukan di luar China yang dekat dengan SARS-CoV-2 – dari 29.913 basis selaras di dalam genom dua virus, 93%-nya identik.

Semua yang dipaparkan sebelumnya ditemukan pada binatang-binatang yang ditangkap di China, termasuk dua virus yang ditemukan pada dua spesies kelelawar Rhinolophus di China selatan, dan dua lagi virus yang berbeda (90% dan 85%) ditemukan di trenggiling yang disita oleh bea cukai China di Provinsi Guangdong dan Guangxi

Virus baru dari Kamboja ditemukan pada spesies kelelawar endemik di Asia Tenggara tidak begitu berbeda dari Yunnan, tempat dua kelelawar bervirus seperti SARS-CoV-2 ditemukan.

Alexandre Hassanin, iucnredlist.org, Author provided Penyebaran geografik dari tiga spesies kelelawar yang bervirus seperti SARS-Cov-2 telah diurutkan. Titik berwarna mengindikasikan lokalitas asal mula virus RaTG13 (biru), RmYN02 (hijau), RshSTT182 and

Implikasi langsungnya adalah virus yang serupa dengan SARS-Cov-2 telah bersirkulasi selama beberapa dekade, seperti yang diungkapkan oleh penanggalan molekuler, melalui Asia Tenggara dan Yunnan, dan spesies kelelawar yang berbeda kemungkinan telah menyebarkan virus-virus ini ke gua yang mereka tinggali.

Para peneliti China telah mencari-cari Sarbecoviruses di negara mereka selama sekitar 15 tahun. Mereka menemukan lebih dari 100 virus yang menyerupai SARS-CoV tapi hanya dua yang berkerabat dengan SARS-Cov-2.

Baca juga: Pakar UGM: Virus Nipah Potensi Pandemi Baru, Bagaimana Mencegahnya?

Karena itu, data baru ini membenarkan hipotesis bahwa sebagian besar virus menyerupai SARS-CoV-2 terdapat di Asia Tenggara, sedangkan virus menyerupai SARS-CoV dominan berada di China.

Alexandre Hassanin, worldometers.info/coronavirus, Author provided Jumlah pasien COVID-19 per juta penduduk (biru) dan kematian per juta penduduk (merah) untuk negara-negara yang berbeda di Asia Tenggara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com