Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk Mamalia, Paus Berparuh Bisa Tahan Napas Lebih dari 3 Jam

Kompas.com - 27/09/2020, 09:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paus berparuh Cuvier telah diketahui memiliki kemampuan menyelam lebih dalam dan lama daripada mamalia lain.

Namun, penelitian baru rupanya menunjukkan, bahwa kegiatan itu ternyata mampu dilakukan dalam durasi waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Seperti dikutip dari Live Science, Jumat (25/09/2020) baru-baru ini ilmuwan memeriksa data dari ribuan penyelaman paus. Mereka menemukan, bahwa salah satu paus mampu menahan napas selama lebih dari 3 jam.

Temuan ini memecahkan rekor yang dilaporkan sebelumnya, yakni lebih dari satu jam.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Paus Jantan Bernyanyi untuk Ajak Betina Kawin

Hal menarik lainnya, kemampuan paus untuk pulih usai menyelam relatif cepat. Seekor paus beristirahat hanya selama 20 menit setelah melakukan penyelaman selama 2 jam.

Ini menunjukkan, apa yang nampak sebagai penyelaman ekstrem mungkin bukan masalah besar bagi spesies ini.

Paus berparuh Cuvier juga dikenal sebagai paus berparuh angsa, mereka dapat tumbuh hingga 7 meter dengan berat mencapai 3080 kilogram.

Berdasarkan National Atmospheric and Oceanic Administration (NOAA), paus jantan dewasa memiliki dua gigi berbentuk kerucut yang menonjol dari rahang bawah mereka.

Tubuh mereka juga sering ditandai dengan goresan panjang serta pucat, dianggap sebagai bekas luka dari kompetisi kawin.

Paus ditemukan di perairan laut dalam di sebagian besar dunia, tapi karena mereka menghabiskan sedikt waktu di permukaan, sehingga sangat menantang untuk diamati di alam liar.

"Mereka menghabiskan 90% waktunya di bawah air, di kedalaman atau penyelaman yang lebih dangkal. Mereka hanya muncul rata-rata sekitar 2 menit sebelum menyelam lagi," ungkap Nicola Quick, peneliti Duke University's Nicholas School of the Environment, Durham, North Carolina.

Ini tentu menyulitkan peneliti untuk melihat paus, atau memberikan penanda pelacakan lokasi yang terhubung ke satelit untuk pengumpulan data,

"Tidak ada yang tahu banyak mengenai paus berparuh, jadi ada banyak pertanyaan mengenai mereka," paparnya.

Baca juga: Kejadian Langka, 3 Paus Tersesat Masuk Sungai yang Dipenuhi Buaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com