KOMPAS.com - Pebalap MotoGP dari tim Aprilia, Andrea Iannone, tidak bisa menutupi kekecewaannya setelah dihukum larangan balapan selama empat tahun akibat kasus doping.
Hukuman itu diberikan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) setelah menolak banding dari Iannone dan mengabulkan tuntutan Badan Anti-doping Dunia (WADA), Selasa (10/11/2020) waktu setempat.
Kasus ini bermula dari balapan MotoGP Malaysia musim lalu yang dihelat di Srikuit Sepang pada 3 November 2019.
Iannone saat itu gagal melewati tes doping seusai balapan karena ditemukan Steroid Androgenik Anabolik Eksogen (AAS) di dalam urinenya.
Dikutip dari situs MotoGP, AAS termasuk ke dalam daftar zat terlarang WADA pada 2019 sehingga Iannone dianggap melakukan pelanggaran aturan anti-dpoing (ADRV).
Baca juga: Banding Kasus Doping Ditolak, Andrea Iannone Dilarang Balapan 4 Tahun
Setelah diselidiki, Federasi Motor Internasional (FIM) memutuskan menghukum Iannone larangan balapan selama 18 bulan kepada Iannone.
Hukuman itu dijatuhkan FIM pada 31 Maret 2020 dan sudah berlaku sejak 17 Desember 2019.
Setelah mendapat hukuman 18 bulan, Iannone mengajukan banding pertengahan tahun ini.
Iannone mengajukan banding dengan pembelaan bahwa zat terlarang yang ditemukan di urinenya berasal dari makanan (daging) yang kemungkinan terkontiminasi sebelum dia konsumsi menjelang balapan MotoGP Malaysia.
Atas dasar itu, Iannone meminta CAS untuk mencabut hukuman larangan balapan selama 18 bulan yang dikeluarkan FIM.
Namun, usaha Iannone berakhir sia-sia.
Iannone dan tim pada sidang banding tidak bisa membuktikan daging yang dia konsumsi telah terkontaminasi ataupun menjelaskan asal daging tersebut.
Baca juga: Eks Pebalap MotoGP Pertanyakan Hukuman untuk Andrea Iannone
Pada akhirnya, CAS memutuskan untuk memperpanjang masa hukuman Iannone menjadi empat tahun sesuai dengan tuntutan WADA.
Iannone harus menerima hukuman itu karena tak mampu memberi bukti bahwa dirinya tidak sengaja melanggar aturan anti-doping.
Setelah mendengar hukumannya diperpanjang menjadi empat tahun, Iannone mengaku sangat kecewa.