Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Taylor Swift Disebut-sebut Jadi Bagian dari Operasi Rahasia CIA

Kompas.com - 11/01/2024, 21:09 WIB
Andika Aditia

Penulis

KOMPAS.com - Kantor berita Fox News mengomentari kesuksesan penyanyi Taylor Swift, menyatakan bahwa dia mungkin menjadi bagian dari operasi rahasia Pentagon yang merupakan markas pertahanan Amerika.

Momen tersebut terjadi ketika pembawa berita Jesse Watters mempertanyakan ketenaran Taylor Swift dan melontarkan pertanyaan tentang apakah dia bisa menjadi bagian dari operasi psikologis yang dilakukan CIA.

“Taylor Swift adalah bintang terbesar di dunia… Dia telah diselimuti atmosfer hiburan media olahraga,” katanya di awal segmen berdurasi lima menit tersebut, dikutip Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Taylor Swift Lampaui Elvis Presley sebagai Artis Solo Pekan Terbanyak di Billboard

“Saya suka musiknya, dia baik-baik saja, tapi maksud saya pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa atau bagaimana dia meledak seperti ini,” tambahnya.

“Sekitar empat tahun yang lalu, unit operasi psikologis Pentagon mengubah Taylor Swift menjadi aset selama pertemuan NATO. Aset apa? Sebuah psikopat untuk memerangi misinformasi online.”

Dalam segmen Jesse Watters Primetime, yang disiarkan awal pekan ini, 9 Januari 2024, pembawa acara melanjutkan dengan memutar klip singkat dari tahun 2019, yang ia gambarkan sebagai seorang karyawan Pentagon yang mengajukan Taylor Swift kepada NATO sebagai aset potensial.

Baca juga: Penyebab Kematian Fans Taylor Swift di Eras Tour Brasil Terungkap

Namun, salah satu masalah dalam klip tersebut adalah, seperti yang disoroti oleh Mediaite, wanita dalam video tersebut tidak bekerja untuk Pentagon – dia adalah seorang insinyur penelitian di bidang fisika terapan di Universitas Johns Hopkins yang sedang memberikan presentasi di Konferensi Internasional NATO tentang Konflik Cyber, atau CYCON.

Meski mengakui bahwa baik dia maupun Fox News tidak punya bukti nyata atau bukti bahwa Taylor Swift adalah seorang psikopat bagi pemerintah, dia terus berspekulasi bahwa hubungannya dengan Travis Kelce mungkin berperan.

Baca juga: Taylor Swift dan Kisah Tiga Kucingnya; Benjamin Button, Olivia dan Meredith

Di sini, dia mulai menunjukkan bahwa bintang sepak bola Amerika itu telah menggunakan platformnya untuk mempromosikan vaksin bagi Pfizer, serta mengingat kembali saat Presiden Joe Biden salah mengira Taylor Swift sebagai Britney Spears tahun lalu.

Kemudian, dia menyambut mantan agen FBI Stuart Kaplan ke dalam acara tersebut untuk berspekulasi tentang bagaimana pemerintahan Joe Biden dapat menggunakan sosok seperti Taylor Swift.

Baca juga: Taylor Swift Dinobatkan sebagai Person of the Year TIME, Bicara Cinta, dan Keterpurukan

Dalam pemberitaan Taylor Swift lainnya, di awal tahun dikabarkan film konsernya The Eras Tour resmi menjadi film konser terlaris sepanjang masa.

Pada minggu lalu (7 Januari), film ini menyalip This Is It karya Michael Jackson dengan perolehan global keseluruhan sebesar 261,6 juta dolar atau setara Rp 4 triliun. 

Baca juga: Universitas Harvard Akan Buka Mata Kuliah tentang Taylor Swift Mulai 2024

Di tempat lain, kursus tentang Taylor Swift di Universitas Harvard terbukti sangat populer sehingga institusi tersebut mencari lebih banyak asisten pengajar untuk membantu menyampaikannya.

Berkait spekulasi yang beredar ini, sejauh ini pihak Taylor Swift belum menanggapinya secara resmi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com