Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tyo Pakusadewo Cerita Kehidupan Kelam di Penjara hingga Uya Kuya Diminta Take Down Videonya

Kompas.com - 07/05/2023, 13:39 WIB
Melvina Tionardus,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bermula dari cerita pengalamannya selama dua kali dipenjara karena kasus narkoba, aktor Tyo Pakusadewo mengaku dihubungi petinggi-petinggi negeri ini.

Tyo bercerita ia dimasukkan ke sel yang ada tikusnya hingga mandi dengan sabun colek.

Sementara presenter Uya Kuya yang berbincang dan mengunggah obrolan dengan Tyo Pakusadewo di kanal YouTube-nya juga diminta pihak tertentu untuk take down (menghapus) kontennya.

Dimasukkan sel tikus

Tyo mengatakan peredaran narkoba di dalam penjara itu benar adanya.

Ia mengaku pernah membeli narkoba di sana dan mengonsumsinya.

Karena itu pula ia dimasukkan ke sel yang ada tikusnya selama 10 hari.

"Saya beli, saya pakai, makanya dimasukin ke sel tikus. Namanya juga pecandu," ungkap Tyo Pakusadewo dikutip dari YouTube Pagi Pagi Ambyar Trans TV.

Baca juga: Buat Konten Bersama Tyo Pakusadewo soal Bisnis Haram di Lapas, Uya Kuya Mengaku Dihubungi 19 Orang Penting: Ada yang Nyuruh Take Down

Sel yang gelap sepanjang hari itu seharusnya ditempati satu orang. Tetapi kenyataannya diisi sampai tujuh orang.

Ia hanya bisa mengenal siang dan malam berdasarkan suara kumandang adzan.

Mandi pakai sabun colek

Tyo menuturkan bahwa kualitas air di blok untuk napi narkoba dan kriminal airnya tidak bersih. Berbeda dengan blok tipikor (korupsi) yang ada penyaringnya.

Akibat air kotor tersebut napi sering terkena penyakit kulit.

"Karena kekacauan air, kita sering kena penyakit penjara, namanya rabi. Rabi itu penyakit kulit, jadi gatel tuh, enggak bisa berhenti (gatal), gara-gara air," jelas Tyo.

Mereka pun mandi dengan sabun colek.

Baca juga: Uya Kuya Ikut Pileg 2024, Ingin Perjuangkan Keluhan-keluhan Warga

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com