Istri Putra Siregar Sebut Ibu Rico Valentino Kerap Menangis Pikirkan Nasib Anaknya

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri pengusaha Putra Siregar, Septia Yetri, membeberkan ucapan yang pernah diungkap suaminya selama dipenjara.

Tidak banyak mengeluh, Putra Siregar rupanya selalu menyemangati temannya, Rico Valentino, yang juga dipenjara atas kasus yang sama.

"Dia (Putra Siregar) lebih jadi orang yang kuatin Rico. Dia sampai bilang, 'kalau aku enggak ada di sini, mungkin Rico stres'. Jadi dia yang selalu kuatin," ujar Septia Yetri saat ditemui di kawasan Condet, Jakarta Timur, Selasa (17/5/2022).

Baca juga: Kepada Chandrika Chika, Istri Putra Siregar Minta Belas Kasihan

Septia Yetri mengatakan, ibunda Rico, Sonya, kerap berkunjung ke rumahnya dan menangis memikirkan nasib putranya.

"Mamanya Rico itu tiap hari ke rumah aku, nangis. Apalagi kalau dengar lagu 'Terhukum Rindu'," tutur Septia.

Septia mengatakan, lagu tersebut merupakan kisah Putra Siregar yang tidak bisa bertemu keluarga.

Musisi Anji menjadi produser lagu tersebut sementara liriknya ditulis oleh Putra Siregar.

Baca juga: Kabar Terbaru Putra Siregar di Tahanan, Istri Sedih Rangkap Tugas Jadi Ibu Sekaligus Ayah

"Iya, jadi lagu itu tentang kisah Bang Putra yang enggak bisa ketemu keluarga, saudara-saudara dan teman-temannya. Yang nulis Bang Putra, liriknya yang dia kirim surat ke aku, yang memproduseri Anji," ujar Septia.

Ketika mendengar lagu itu, Septia semakin rindu dengan suaminya yang telah sebulan menjadi tahanan.

"Jadi aku kayak benar-benar ngerasa kehilangan, terpukul dan yang paling terpukul ya anak-anak aku," ucapnya.

Baca juga: Jalani Hari Tanpa Sang Suami, Istri Putra Siregar: Aku Enggak Bisa Tidur

Diketahui, Putra Siregar bersama Rico Valentino diduga mengeroyok MNA atau N di salah satu kafe kawasan Senopati, Jakarta Selatan, pada 2 Maret 2022.

Saat ini, Putra Siregar dan Rico Valentino telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan selama 20 hari.

Penahanan keduanya akhirnya diperpanjang karena proses penyidikan belum selesai.

Pemicu dugaan pengeroyokan terhadap N itu disebut-sebut karena seorang wanita beinisial C yaitu Chandrika Chika.