Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lagu [Not] Public Property dari Voice of Baceprot, Suara Perempuan Penyintas Kekerasan Seksual

Kompas.com - 20/03/2022, 08:36 WIB
Firda Janati,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup musik metal Voice of Baceprot (VoB) merilis lagu terbaru tepat pada Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2022.

VoB menjadikan lagu terbaru mereka kali ini sebagai wadah untuk menyuarakan hak-hak perempuan.

VoB sendiri merupakan grup metal asal Garut yang terdiri dari tiga anggota di mana semuanya adalah perempuan.

Dalam kesempatan wawancara live di TikTok bersama Kompas.com, VoB berbagi cerita tentang lagu terbarunya yang berjudul "[Not] Public Property".

Baca juga: Tutup Akhir Tahun, Supermusic NEXTZone Hadirkan Konser Voice of Baceprot

Berikut rangkuman Kompas.com.

Cegah kekerasan terhadap perempuan

Vokalis sekaligus gitaris VoB, Firda Marsya Kurnia, berharap lagu terbaru dari bandnya bisa mengedukasi semua pihak bahwasanya perempuan bukan merupakan properti publik.

Marsya mengatakan, ketakuan-ketakuan mereka akan kekerangan terhadap perempuan semakin parah ke depannya yang menjadi alasan membuat lagu tersebut.

"Menurut kami, yang harus digalakkan adalah edukasinya juga. Karena enggak bisa terus menerus menyuruh perempuan berbusana seperti ini, seperti itu," tutur Marsya.

Baca juga: Dilarang Orangtua Main Musik Metal, VOB Pernah Diminta Ikuti Jejak Lesti Kejora Bawakan Dangdut

Menurut Marsya, edukasi menjadi salah satu cara awal dalam mencegah kekerasan yang kerap terjadi pada perempuan.

Suara keprihatinan

Marsya menambahkan, lagu "[Not] Public Property" juga menjadi wadah dari suara-suara perempuan penyintas kekerasan seksual.

Marsya mengakui bahwa ide untuk menggarap lagu tersebut memang lahir karena rasa prihatin dan respons orang-orang terhadap penyintas kekerasan seksual.

Ide tersebut sebenarnya telah muncul dari dua tahun lalu. Penggarapan musik dilakukan dari rumah karena masa pembatasan sosial di masa pandemi Covid-19.

Baca juga: VOB Jual NFT untuk Bantu Penyintas Kekerasan Seksual

"Jadi kami merasa di tengah trauma dan ketakutan korban, mereka masih sering ngeributin cara mereka berpakaian saat kekerasan terjadi, mempertanyakan tubuh mereka di saat kejadian kekerasan itu. Mereka bilang korban ikut berkontribusi terhadap kejadian kekerasan itu," kata Marsya.

Ketiga anggota VoB merasa kepentingan mereka sendiri perlu ditekankan dalam penulisan lagu karena peran mereka sebagai perempuan Indonesia.

Pernah alami kekerasan seksual

VoB tahu betul bagaimana rasa trauma dari penyintas kekerasan seksual karena mereka pernah mengalami hal serupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com