Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbak Icha Kur, Tantangan 3 Menit dan Berpikir Berbeda

Kompas.com - 02/08/2020, 07:44 WIB
Andika Aditia,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – “Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi” kata Helvy Tiana Rosa (Sastrawan).

Mungkin kata tersebut saya rasa paling pas untuk mengungkapkan rasa ditinggal oleh Kurnia Sari Aziza, rekan kerja sekaligus atasan saya yang karib saya sapa Mbak Icha Kur.

Sebagai seorang wartawan, tentu sudah banyak karya yang ia buat semasa hidupnya.

Saya amat kaget ketika mendengar kabar ia berpulang, tepat pada Jumat (31/7/2020).

Meski saya baru mengenalnya secara intens setahun belakangan, tetapi banyak kebersamaan yang membuat saya dan dia punya solidaritas dalam bekerja dan berteman.

Dia adalah editor yang mengepalai Hype, kanal berita tempat saya berkontribusi di Kompas.com.

Mungkin, Kurnia Sari Aziza telah berpulang, tetapi karyanya selama menjadi wartawan akan tetap ada dan telah memberi sumbangsih kepada banyak orang.

Baca juga: Obituari Icha Kur Kurnia Sari Aziza: Orang Baik Pergi di Hari Baik...

Andai boleh sedikit berbagi, saya ingin bercerita tentang pengalaman selama ini kenal dengan dia.

Tepat tanggal 1 Juli 2019, saat itu nama kanal berita tempat saya berkontribusi masih bernama Entertainment. Kepala kanal Entertainment saat itu, Kistyarini yang karib saya sapa Mbak Kis, memberi tahu saya dan rekan-rekan reporter lainnya akan ada rotasi kepala kanal.

Namun, Mba Kis belum memberi tahu siapa yang akan menggantikannya. Hingga salah satu editor bernama Kurnia Sari Aziza memperkenalkan diri sebagai kepala kanal berita yang baru.

Sosok yang sebelumnya hanya saya lihat sesekali di kantor itu menjadi atasan baru saya.

Saya sempat berpikir akan ada kumpul-kumpul untuk perkenalan di tim kanal Entertainment.

Ternyata tidak, usai memperkenalkan diri lewat grup percakapan, Mbak Icha Kur langsung tancap gas untuk merealisasikan capaian kerja yang sudah ditetapkan.

Tanpa banyak basa-basi, saya dan rekan-rekan reporter langsung diberi berbagai penugasan guna mengisi celah-celah pemberitaan di kanal kami yang selama ini belum tersentuh atau terisi.

Kesan pertama saya, Kurnia Sari Aziza adalah orang yang ketat dalam urusan kinerja.

Baca juga: Selamat Jalan Kurniasari Aziza, Tempat Spesial untukmu di Sisi-Nya...

Tantangan 3 menit

"Dik, garap ini ya, ditunggu 5 menit," tulis pesan singkat atau ucapan via telepon Kurnia Sari Aziza pada saya.

Pada awalnya, saya jengkel, dalam hati saya bergumam, "kenapa tidak bisa sabar sedikit sih".

Sampai suatu ketika, saya mencoba sarkas ketika mendapat penugasan lain dengan tenggat waktu serupa.

"Dik bikin berita yang di grup ya, biasa 5 menit," ucap Kurnia Sari Aziza kepada saya via telepon.

Tak mau kalah, saya dengan sigap bilang "Siap Mbak, empat menit jadi".

Celakanya, sarkas saya malah dianggap serius. Dia pun lalu melontarkan hal yang membuat saya terkejut.

"Wah mantep, oke kalau gitu, 3 menit," ucap Kurnia Sari Aziza.

Telepon singkat yang tadinya saya ladeni sambil mengendarai motor langsung membuat saya menepi ke trotoar.

Mesin saya matikan, standar motor saya turunkan, dengan segera langsung saya mengerjakan penugasan yang diberikan.

Pada saat itu, saya diminta membuat berita ihwal dugaan perselisihan antar personel salah satu grup band Tanah Air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com