JAKARTA, KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, penggunaan air purifier semakin populer. Air purifier dirancang untuk membersihkan udara di ruangan dengan menjebak alergen dan mendorong udara bersih yang disaring kembali ke ruangan.
Dikutip dari Live Science, Kamis (25/5/2023), udara di dalam rumah mengandung kombinasi partikel padat dan tetesan cairan yang dikenal sebagai partikel.
Partikelnya bervariasi dalam ukuran dan sesuatu seperti debu, misalnya, terdiri dari partikel halus, sedangkan bulu hewan peliharaan jauh lebih kasar.
Baca juga: Apa Itu Filter HEPA pada Air Purifier dan Manfaatnya?
Saat kita bernapas, partikel-partikel ini dapat masuk ke tubuh kita. Air purifier dirancang untuk menghilangkan iritasi udara yang bertanggung jawab atas alergi dengan menjebaknya dalam filter.
Namun demikian, apakah air purifier bisa membantu meredakan alergi? Berikut penjelasannya.
Sebagian besar air purifier menangkap partikel seperti debu dan serbuk sari, tetapi filter udara partikulat (HEPA), akan menghilangkan partikel yang lebih besar dari 0,3 mikron, termasuk bulu hewan peliharaan, yang merupakan pemicu alergi umum.
Filter HEPA memiliki jaringan berlapis-lapis dari serat kaca yang sangat halus, bahkan lebih tipis dari sehelai rambut manusia, menjadikannya lebih efisien dalam menangkap partikel yang lebih kecil.
Baca juga: Air Purifier Vs Humidifier, Mana yang Efektif untuk Cegah Alergi?
Air purifier bekerja dengan membersihkan udara di dalam ruangan, tetapi bagaimana air purifier dapat membantu meredakan alergi?
Air purifier dapat menangkap beberapa partikel alergen ini, dan oleh karena itu, penggunaan air purifier sering direkomendasikan sebagai komponen perbaikan lingkungan untuk pasien dengan penyakit pernapasan alergi, kata Aneta Ivanova, konsultan perawat alergi di Midlands Allergy Service di Inggris.