JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyebutkan perseroan telah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed, harga bahan bakar minyak (BBM), serta tren pertumbuhan ekonomi.
Dengan implementasi strategi tersebut, pertumbuhan dan arah bisnis perseroan masih sesuai target hingga akhir 2022.
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo mengatakan perseroan telah memperkirakan kenaikan harga BBM dan komoditas lain, serta peningkatan Fed Fund Rate.
Baca juga: BTN Siap Salurkan KPR Terjangkau untuk Dosen Milenial UGM
Sebagai antisipasi, ujarnya, BTN telah melakukan efisiensi melalui otomatisasi dan digitalisasi.
Perseroan, lanjut Setiyo, juga telah melakukan perbaikan proses bisnis dan menerapkan strategi segmentasi konsumen yang lebih baik.
“Kami telah melakukan berbagai strategi mitigasi berupa efisiensi dan penyaluran kredit yang prudent sehingga kinerja kami on-track dan sampai akhir tahun tidak ada perubahan Rencana Bisnis Bank [RBB],” jelas Setiyo dalam siaran pers, Sabtu (10/9/2022).
Strategi lainnya yang juga dilakukan BTN yakni perbaikan sisi Cost of Fund (CoF).
Baca juga: BTN Raih Penghargaan Bank Penyalur KPR Subsidi Terbanyak
“Dalam satu tahun terakhir, BTN telah menurunkan CoF hingga sekitar 120 basis poin sehingga ini memperbaiki penawaran bunga ke nasabah kami,” tutur Setiyo.
Menurut Setiyo, BTN masih optimistis memandang pertumbuhan ekonomi ke depan, terutama di tengah penanganan pandemi yang semakin terkendali. Kebutuhan akan rumah pun masih menunjukkan peningkatan.