Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per Maret 2022, Kontrak Baru Perusahaan Konstruksi Ini Naik Signifikan

Kompas.com - 01/04/2022, 20:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi dan prospek perbaikan tidak hanya terlihat pada sektor pembangunan perumahan. Perusahaan konstruksi sipil terintegrasi PT PP Presisi Tbk melaporkan kontrak baru sampai dengan Maret 2022 sebesar Rp 1 triliun.

Capaian ini meningkat sebesar 26 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 813,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, capaian kontrak baru tersebut 8 persen melampaui target RKAP 2022 dari Rp 946 miliar menjadi Rp 1 triliun.

Peningkatan signifikan perolehan kontrak baru tersebut diperoleh dari penambahan kontrak baru pada bulan Maret 2022 sebesar Rp 444,1 miliar.

Baca juga: Kini Hadir Semen Hidraulis, Solusi Konstruksi yang Ramah Lingkungan

Penambahan kontrak baru Maret 2022 didapatkan dari penambahan kontrak baru secara berkesinambungan pada mining development proyek Weda Bay sebesar Rp 222,5 miliar, revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma sebesar Rp 46,7 miliar, proyek jalur kereta api Sumut Binjai Rp 85,8 miliar dan entitas anak PT LMA pada proyek Basic Engineering Design Road Hauling sebesar Rp 72,6 miliar.

“Awal triwulan 2022 yang menggembirakan bagi PP Presisi dengan perolehan kontrak baru meningkat sebesar 26 persen dari tahun sebelumnya, terlebih penambahan kontrak baru tersebut diperoleh dari proyek jasa pertambangan nikel yang kami kerjakan secara berkesinambungan serta proyek civil work baik dari PP Presisi maupun dari PT LMA," kata Rully Noviandar, Direktur Utama PP Presisi dalam siaran pers, Jumat (1/4/2022).

Rully menjelaskan, perseroan akan terus berupaya dalam perolehan kontrak baru bahkan melebihinya dengan berfokus pada sektor pertambangan nikel dan
proyek strategis nasional secara terintegrasi.

Adapun kontrak baru hingga Maret 2022, diperoleh dari lini bisnis civil work sebesar Rp 392,4 miliar atau 38,4 persen, mining services sebesar Rp 538,2 miliar atau 52,67 persen, structure work sebesar Rp 70,7 miliar atau 6,92 persen, serta production plant dan rental heavy equipment sebesar Rp 20,6miliar atau 2,01 persen.

Baca juga: Tak Hanya Dipakai di Konstruksi, Bisnis Baut Prospektif

Sampai dengan Maret 2022, kontrak baru dari eksternal mendominasi perolehan kontrak baru dengan kontribusi sebesar 95 persen, yakni berasal dari non PP group dan 4 persen dari grup.

"Dengan dominasi perolehan kontrak baru yang didapat dari proyek eksternal atau non PP group meningkatkan positioning Perseroan sebagai main contractor dari konstruksi sipil maupun jasa pertambangan," ujar Rully.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com