JAKARTA, KOMPAS.com - Saat musim berubah, begitu juga kondisi di rumah. Pada bulan-bulan yang panas dan hujan sepanjang tahun, kelembapan di dalam rumah meningkat.
Sementara itu, menyesuaikan suhu ke pengaturan yang lebih rendah pada termostat AC dapat membuat ruang Anda terasa lebih sejuk, namun sebenarnya tidak akan menghilangkan kelembapan berlebih. Oleh karena itu, kelembapan menjadi terperangkap sehingga menimbulkan rasa lengket di udara.
Sayangnya, dilansir dari Martha Stewart, Sabtu (5/3/2022), kondisi ini dapat menumbuhkan jamur dan pertumbuhan jamur dan menyebabkan kulit yang tidak nyaman dan gejala alergi.
Baca juga: 4 Tips Menjaga Kualitas Udara Dalam Ruangan Saat Suhu Naik
Berikut tingkat kelembapan yang ideal di dalam rumah Anda dan beberapa cara yang direkomendasikan para ahli untuk menyesuaikan tingkat kelembapan di rumah.
Tingkat kelembapan di rumah harus tetap antara 30 persen hingga 50 persen, kata Richard Ciresi, pemilik Aire Serv, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan penyejuk ruangan.
"Jika rumah Anda atau bagian mana pun darinya memiliki pembacaan kelembapan lebih dari 50 persen, pertimbangkan untuk memasang atau menjalankan dehumidifier," ujar Ciresi.
Dehumidifier biasanya dapat membaca kelembapan di dalam ruangan, tetapi jika Anda tidak bisa atau Anda khawatir dengan keakuratan mesin, Anda dapat membeli higrometer terpisah, sebut Ciresi.
Baca juga: 6 Tanaman Hias yang Membantu Menurunkan Kelembapan Dalam Ruangan
Jika tidak, Anda dapat menentukan apakah kelembapannya terlalu tinggi dengan beberapa gejala, yakni pertumbuhan jamur dan lumut di dinding, langit-langit, dan permukaan lainnya.
Kemudian, muncul bau apek di rumah, kondensasi di jendela, lantai dan perabotan yang melengkung atau membusuk, ada noda air di langit-langit dan dinding, ada serangga, kamar pengap, dan alergi meningkat.