JAKARTA, KOMPAS.com - Cat merupakan produk yang digunakan untuk mewarnai dan mempercantik berbagai benda, dari dinding, besi, hingga kayu.
Sayangnya, kandungan cat, khususnya cat kayu dan besi, masih cukup banyak yang mengandung timbal di atas 90 ppm (parts per milion atau bagian dari sejuta).
Baca juga: 7 Penyebab Cat Mengelupas, Retak, dan Menggelembung
Timbal merupakan senyawa yang dapat memberikan warna menarik pada sebuah cat. Sayangnya, fungsi ini tidak sebanding dengan efek buruk yang ditimbulkan oleh paparan timbal yang tinggi.
Terkait hal ini, Presiden Direktur PT Mowilex Indonesia, Niko Safavi, menyampaikan bahwa cat dengan timbal sudah seharusnya ditinggalkan.
"Kami mengetahui bahwa ini (penggunaan cat timbal) perlu dihilangkan," jelas Niko dalam virtual meeting "Mowilex Pasti Aman" yang diikuti Kompas.com di Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: 7 Warna Cat Dinding yang Membuat Kamar Mandi Sempit Tampak Luas
Niko menyampaikan bahwa cat yang berisi timbal merupakan hal berbahaya atau ancaman besar bagi kesehatan. Sebab, kandungan timbal bisa menyebabkan penyakit-penyakit neurologis atau yang berhubungan dengan otak.
Selain itu, penggunaan cat timbal juga sangat membahayakan anak-anak karena bisa mempengaruhi penyakit yang berhubungan dengan perkembangan anak.
Lebih lanjut, Niko mengatakan bahwa cat dan timbal memiliki sejarah panjang yang bersamaan, paling tidak selama 120 tahun.
Baca juga: 6 Warna Cat Terbaik untuk Teras Rumah
Timbal sendiri sering ditemukan dalam kandungan cat sampai tahun 1970-an, bahkan di beberapa negara maju.
Namun, Amerika Serikat mulai mengurangi bahkan menghilangkan cat yang mengisi kandungan dari timbal kira-kira sejak pertengahan 1970-an.
Pada masa itu, kurang-lebih cat yang berisi kandungan timbal harus dikurangi, bahkan sudah tidak ada.
Baca juga: 3 Warna Cat yang Boleh dan Harus Dihindari di Ruang Makan
"Selama 40 tahun terakhir negara-negara lain juga ikut ambil contoh dari itu (mengurangi dan menghilangkan penggunaan timbal pada cat)," tambah Niko.
Bahkan, Niko mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memimpin suatu upaya bersama untuk mengurangi, bahkan menghilangkan cat yang diisi dengan kandungan timbal.
Baca juga: Psikolog: Hindari Warna Cat Dinding Ini untuk Ruang Tamu
Terkait dengan timbal pada cat, Lembaga Perlindungan Alam Amerika Serikat atau U.S. Environmental Protection Agency (EPA) memberikan batas kandungan timbal dalam cat adalah 90 ppm.
Sementara itu, di Indonesia, berdasarkan peraturan yang bersifat sukarela menyebutkan bahwa batas maksimal penggunaan cat timbal masih berada pada 600 ppm.
Untuk itu, penggunaan senyawa timbal dalam cat seharusnya berada pada ambang batas, bahkan tidak sama sekali mengandung timbal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.