PASCA-serangan udara terhadap Konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan dua jenderal dan lima penasihat militer, Senin (1/04) petang, membuat Iran membalas.
Pada Minggu (14/04), Iran meluncurkan serangan ke Israel menggunakan 70 drone, 30 rudal jelajah, dan 110 rudal balistik.
Konflik Iran-Israel tidak hanya memperpanjang konflik yang sudah lama terjadi, tetapi juga menciptakan ketegangan yang dapat memengaruhi stabilitas regional, bahkan global.
Dalam lanskap geopolitik saat ini, ketegangan antara kedua negara tersebut telah menjadi subjek yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya Perang Dunia III.
Akar sejarah konflik antara Iran dan Israel sangat kompleks dan beragam, dengan perbedaan ideologi, agama, dan kepentingan geopolitik yang bertentangan di kawasan Timur Tengah.
Israel, sebagai negara Yahudi yang didirikan setelah Perang Dunia II, telah menjadi sekutu dekat Amerika Serikat dan sekutu regional di kawasan tersebut.
Di sisi lain, Iran, negara mayoritas Muslim Syiah, telah menjadi rival utama Israel dan AS, dengan kepentingan geopolitik berbeda, terutama terkait pengaruh regional di Timur Tengah.
Persaingan kekuatan di kawasan tersebut semakin memperumit situasi. Iran mendukung kelompok militan di Suriah, Lebanon, dan Gaza, seperti Hezbollah dan Hamas, yang menjadi ancaman bagi keamanan Israel.
Israel pun telah melancarkan serangan udara terhadap target-target Iran di Suriah sebagai respons ancaman keamanannya.
Eskalasi konflik antara kedua negara tersebut menciptakan ketegangan yang konstan di kawasan tersebut, dengan potensi untuk memicu konflik lebih besar. Maka implikasi geopolitik dari konflik Iran-Israel sangat luas.
Gangguan dalam pasokan energi global dapat terjadi karena Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Konflik ini juga dapat memengaruhi keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut dan memicu intervensi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China, di mana ini bisa meningkatkan risiko perang regional, bahkan dunia.
Dengan demikian, konflik antara Iran dan Israel memiliki implikasi geopolitik yang mendalam dan berpotensi memicu Perang Dunia III. Mencegah eskalasi konflik yang lebih lanjut dan mencari solusi damai harus menjadi fokus utama komunitas internasional.
Sementara itu, implikasi ekonomi dari konflik ini juga signifikan. Eskalasi konflik dapat mengganggu perdagangan dan investasi di Timur Tengah, serta memengaruhi pasar keuangan global.
Dampaknya terhadap ekonomi global, terutama dalam kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan beberapa mata uang, menunjukkan betapa seriusnya ketegangan semacam itu terhadap stabilitas pasar keuangan.