Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Uang yang Diterima Warga Nepal Saat Tertipu Jual Ginjal

Kompas.com - 02/04/2024, 13:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Sky News

KATHMANDU, KOMPAS.com - Di Hoske, sebuah desa terpencil di Nepal, beberapa penduduk tergoda untuk menjual ginjal dengan keyakinan yang keliru bahwa organ-organ tersebut akan tumbuh kembali.

Desa ini telah dikenal sebagai "Lembah Ginjal" atau "desa dengan satu ginjal" di dunia karena seseorang dari hampir setiap rumah tangga telah menjual ginjalnya.

Para calo telah sering mengunjungi desa-desa seperti Hokse. Mereka membujuk orang-orang untuk menjual organnya, meskipun faktanya itu ilegal.

Baca juga: Banyak Warga Nepal Tertipu Jual Ginjalnya, Kini Negara Hadapi Krisis Kesehatan Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, penduduk setempat telah berusaha mati-matian untuk menghilangkan praktik tersebut. Mereka sadar tengah ditipu dan dirugikan karena penjualan ginjal.

Beberapa orang bahkan dilaporkan meninggal karena proses tersebut.

Jumlah uang yang diterima warga Nepal yang jual ginjal

Belum lama ini, dua warga Nepal, Kanchha dan Ram, menceritakan pengalaman mereka menjual ginjal kepada Sky News.

Kedua pria berusia 40-an tahun itu mengangkat kemeja untuk menunjukkan bekas luka mereka.

Kanchha dan Ram menceritakan bagaimana desakan finansial mendorong mereka pada akhirnya menjual salah satu ginjal.

Kanchha mengungkapkan bahwa ia masih kesakitan dan tidak dapat bekerja karena efek samping dari operasi tersebut.

"Tidak mungkin untuk menghitung berapa banyak yang telah melakukannya. Di mana-mana, di desa ini, di desa itu, begitu banyak orang yang telah menjual ginjalnya," ucapnya kepada Sky News.

Baca juga: Ini Suplemen dari Jepang yang Diduga Sebabkan 5 Orang Meninggal, Taiwan Laporkan Kasus Gagal Ginjal

Sementara itu, Suman (31) mengungkapkan bahwa dirinya tidak memiliki pilihan selain pergi ke India untuk menjual ginjalnya seharga 500.000 rupee Nepal (sekitar Rp 3.000 poundsterling atau Rp 60 juta).

Ia mengaku melakukannya setelah menghadapi kehancuran finansial dan emosional yang hampir membuat dirinya mengakhiri hidup.

"Saya merasa lemas dan kehilangan kesadaran. Ketika saya bangun, rasanya sangat sakit. Sekarang saya tidak bisa bekerja dan saya mencoba untuk mengatakan kepada siapa pun yang saya bisa, untuk tidak menjual ginjal mereka," jelas dia.

Kachan yang juga menjual ginjalnya di India mengungkapkan bahwa ia melakukannya dengan 'saudara perempuan palsu'.

Hukum di India menyatakan bahwa "pendonor harus memiliki hubungan keluarga dan mereka harus menunjukkan dokumen yang relevan".

Dia juga menuduh bahwa para dokter juga merupakan bagian dari jaringan perdagangan organ manusia.

Baca juga: Dokter di Taiwan Angkat 300 Batu Ginjal dari Anak Muda yang Tak Suka Minum Air Putih

"Para agen membuat dokumen palsu di Kathmandu, termasuk kartu identitas India. Ginjal saya diberikan kepada saudara perempuan palsu. Saya rasa dokter di India tahu bahwa saya telah menjualnya," ungkap Kachan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com