Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Ukraina Tepis Pernyataan Menlu Rusia soal Perang Tak Akan Berakhir

Kompas.com - 28/07/2023, 17:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dubes Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, menepis pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, soal perang di Ukraina tak akan berakhir sampai Barat berhenti berusaha mengalahkan Mokswa.

"Saya tidak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Lavrov. Ini adalah fakta bahwa Kementerian Luar Negeri Rusia berfungsi sebagai salah satu saluran utama untuk menyebarkan propaganda Kremlin yang menipu," ungkap dia kepada Kompas.com belum lama ini.

Hamianin menuding tujuan dari propaganda itu adalah untuk membenarkan kejahatan keji dan brutal terhadap kemanusiaan, lingkungan, dan demokrasi yang telah dilakukan tentara Rusia dalam skala besar di Ukraina selama lebih dari 500 hari.

Baca juga: Lavrov Bicara Kapan Perang Rusia-Ukraina Akan Berakhir

"Baik Lavrov maupun Duta Besar Rusia untuk Indonesia seharusnya mendidik diri mereka sendiri dengan fakta-fakta sejarah yang mendasar, bukannya mengandalkan narasi-narasi palsu yang diproduksi oleh mesin propaganda Kremlin," ucapnya.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara, Sergei Lavrov mengatakan, perang di Ukraina akan terus berlanjut sampai Barat meninggalkan rencananya untuk mempertahankan dominasi dan obsesinya untuk menimbulkan kekalahan strategis Rusia melalui tangan boneka mereka yaitu Kyiv.

"Sangat disayangkan bahwa propaganda Rusia ini terus mencemari pikiran publik di Indonesia dan banyak negara lain di seluruh dunia," ucap Hamianin.

Kenyataannya, kata dia, negara-negara di seluruh dunia yang beradab kini tengah membantu Ukraina bukan dengan tujuan "merugikan Rusia", melainkan untuk melindungi nilai-nilai demokrasi, yakni kedaulatan, integritas teritorial, hak asasi manusia (HAM), keadilan, dan humanisme.

Baca juga: Zelensky Desak Pemimpin Dunia Bantu Pastikan Perang Berakhir Akhir Tahun

"Tidak ada satu pun unit militer dari negara-negara Barat yang berperang di Ukraina. Kami berdiri sendiri melawan musuh yang kuat dan kejam, Federasi Rusia," beber Hamianin.

Dia menyampaikan, seperti yang telah publik dengar selama bertahun-tahun dari televisi Rusia dan dari mulut para politisi dan pejabat pemerintah Rusia, Moskwa telah lama dan tanpa malu-malu mengungkapkan ancaman langsung untuk meluncurkan serangan rudal ke ibu kota negara-negara Barat.

Hamianin menyebut, retorika Kremlin saat ini sangat mirip dengan ajakan untuk melakukan pertikaian antar geng.

"Bukankah ini merupakan tantangan bagi Barat secara kolektif? Lalu, mengapa Lavrov mengomel tanpa henti tentang upaya untuk mengalahkan Rusia? Seseorang harus bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak perlu takut, bukan?" ungkap dia.

Hamianin menyatakan, perang dahsyat yang dimulai oleh Rusia melawan Ukraina yang bebas dan demokratis hanya akan mencapai kesimpulannya melalui kekalahan tentara Rusia dan penyerahan diri Kremlin.

"Bagi mereka yang mungkin memiliki keraguan, sangat penting untuk mengingat kembali pelajaran dari sejarah, seperti Perang Dunia II, serta perjuangan kemerdekaan dalam berbagai konteks. Ini adalah keniscayaan sejarah. Merdeka atau mati, tidak ada pilihan lain," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com