WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Serangan balasan Ukraina terhadap Rusia masih jauh dari kata gagal, tetapi pertarungan ke depan akan berlangsung lama dan berdarah.
Hal ini diungkapkan seorang jenderal tertinggi AS pada hari Selasa (17/4/2023).
Dia optimistis pada Ukraina meskipun jumlah korban di kedua belah pihak terus meningkat.
Dilansir dari Reuters, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya memang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membangun "gunung baja" persenjataan Ukraina.
Mereka juga melatih pasukan Ukraina dalam teknik-teknik persenjataan gabungan untuk membantu Kyiv menembus pertahanan Rusia yang tangguh selama serangan baliknya.
Ketika ditanya apakah serangan balasan itu gagal, setidaknya sejauh ini, Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan mengatakan Ukraina jauh dari kata gagal.
"Saya pikir masih terlalu dini untuk mengatakan hal itu," ujarnya.
Berbicara setelah putaran pembicaraan lain mengenai persenjataan untuk Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia yang telah berlangsung selama hampir 17 bulan, Milley mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina akan berjalan lambat.
"Saya pikir masih banyak pertempuran yang harus dilakukan dan saya akan tetap dengan apa yang kami katakan sebelumnya: Ini akan berlangsung lama. Ini akan sulit. Ini akan berdarah," kata Milley kepada wartawan.
Sejak Ukraina memulai serangan balasannya bulan lalu, Kyiv telah merebut kembali beberapa desa di selatan dan wilayah di sekitar kota Bakhmut yang hancur di timur, tetapi belum mencoba melakukan terobosan besar melintasi garis pertahanan Rusia.
Baca juga: Rusia Peringatkan Risiko Perpanjangan Ekspor Biji-bijian Ukraina
Kyiv mengatakan bahwa mereka sengaja bergerak maju perlahan untuk menghindari jatuhnya banyak korban di garis pertahanan yang dibentengi dan dipenuhi ranjau darat.
Pasukan saat ini berfokus pada penurunan logistik dan komando Rusia. Moskwa mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina telah gagal.
Enam minggu sejak Ukraina melancarkan serangan balasan di timur dan selatan, Rusia melancarkan serangan darat di timur laut.
Baca juga: Drone dan Rudal Rusia Hantam Pantai Selatan Ukraina Usai Ekspor Biji-bijian Berakhir
Rusia juga menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menggali posisi pertahanan, mengelilinginya dengan ranjau darat dan membangun benteng bersenjata lengkap yang membuat kemajuan Ukraina di timur dan selatan menjadi lambat dan berdarah.
Milley mengatakan bahwa berbagai taktik perang telah memprediksi tingkat kemajuan Ukraina pada tingkat tertentu, tetapi konflik di atas kertas berbeda dengan kenyataan menghadapi ladang ranjau yang kompleks, kawat berduri, dan parit-parit Rusia.
"Perang yang sesungguhnya tidak dapat diprediksi. Perang itu penuh dengan ketakutan, kabut, dan gesekan," kata Milley.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.