Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-505 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Drone di Kyiv Berlanjut, Posisi Ukraina Unggul di Bakhmut

Kompas.com - 14/07/2023, 07:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

KYIV, KOMPAS.com - Serangan drone di Kyiv memasuki malam ketiga—hitungan yang tentunya bisa terus berlanjut karena perang nyatanya telah berlangsung lebih dari 500 hari.

Hal itu jadi kabar pembuka beberapa kabar terkait perang Rusia-Ukraina yang terjadi pada Kamis (13/7/2023).

Dilansir dari Al Jazeera yang menyorot langsung dari titik terpanas konflik, berikut rangkuman hari ke-505 serangan Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-504 Serangan Rusia ke Ukraina: KTT NATO Putuskan Ukraina Belum Bisa Gabung, G7 Beri Bantuan Abadi

SITUASI PERANG

- Rusia meluncurkan gelombang serangan pesawat tak berawak ke Kyiv untuk malam ketiga, menurut pejabat militer Ukraina. Militer mengatakan 11 dari 15 drone hancur. Dua orang terluka dalam kebakaran yang disebabkan oleh serangan itu.

- Gubernur daerah Zaporizhia Yuriy Malashko mengatakan 18 orang, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan Rusia di daerah perumahan di tenggara kota Zaporizhzhia.

- Gubernur wilayah Kherson Oleksandr Prokudin mengatakan seorang pria berusia 81 tahun tewas dan istrinya yang berusia 82 tahun terluka setelah Rusia menembaki kota selatan Kherson.
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia melakukan 65 serangan udara dan menembakkan setidaknya 71 kali dari sistem roket senjata berat ke posisi pasukan Ukraina dan daerah berpenduduk di sepanjang garis depan selama 24 jam sebelumnya.

- Andriy Kovaliov, juru bicara staf umum angkatan bersenjata, mengatakan pasukan Ukraina berhasil di beberapa tempat di tengah pertempuran sengit di garis depan selatan Bakhmut. Dia mengatakan Rusia melakukan perlawanan yang kuat, memindahkan unit dan pasukan serta mengerahkan cadangan. Dia tidak mengatakan berapa banyak wilayah yang diperoleh Ukraina.

KTT NATO

- Kelompok Tujuh (G7) menandatangani kerangka kerja baru untuk memberikan komitmen keamanan bilateral jangka panjang untuk Ukraina. Langkah-langkah tersebut mencakup bidang-bidang termasuk peralatan militer canggih modern, pelatihan, pembagian intelijen, dan pertahanan dunia maya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan perjanjian itu berpotensi sangat berbahaya.

- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji paket pertahanan yang diumumkan oleh NATO dan G7 pada pertemuan puncak tahunan aliansi keamanan, tetapi mengatakan undangan untuk bergabung dengan NATO akan ideal.

Baca juga: HP di Meja Kim Jong Un Saat Pantau Peluncuran Rudal Balistik Jadi Sorotan

- Zelensky bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di sela-sela KTT di Lituania dan mengatakan keduanya mengadakan pertemuan yang sangat bagus dan kuat yang setidaknya dua kali lebih lama dari yang direncanakan, dan bermakna seperti yang seharusnya.

- Zelensky mengatakan Dewan NATO-Ukraina yang dibentuk oleh NATO dapat memberikan kejelasan kelembagaan negaranya sebagai bagian dari jalan Kyiv menuju keanggotaan NATO.

- Dmitry Medvedev, wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia yang kuat, mengatakan peningkatan bantuan NATO untuk Ukraina membawa ancaman perang dunia ketiga semakin dekat, dan bahwa Rusia tidak akan terhalang untuk mencapai tujuannya di Ukraina.

- Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan Swedia dan Ukraina menandatangani perjanjian untuk bekerja sama dalam pengadaan pertahanan dan untuk pertukaran informasi rahasia.

Baca juga: Hong Kong Larang Impor Makanan Laut Jepang jika Air Fukushima Dibuang

- Kantor berita negara Rusia TASS melaporkan bahwa kepala intelijen luar negeri Rusia Sergey Naryshkin mengadakan panggilan telepon dengan rekannya dari CIA William Burns pada akhir Juni untuk membahas apa yang harus dilakukan dengan Ukraina.

- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengirimi Putin surat yang mengusulkan jalan ke depan untuk lebih memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia dan memastikan kelanjutan pengiriman biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam. Kesepakatan yang ada, yang ditengahi oleh PBB dan Turki, akan segera berakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com