Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Mata-mata Rusia” Ditangkap di Norwegia, Menyamar sebagai Peneliti di Wilayah Sensitif

Kompas.com - 26/10/2022, 12:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

OSLO, KOMPAS.com - Badan keamanan dalam negeri Norwegia menangkap seorang pria yang mengaku sebagai akademisi Brasil yang dicurigai sebagai mata-mata Rusia.

“Kami telah meminta agar seorang peneliti Brasil di Universitas Troms dikeluarkan dari Norwegia karena kami yakin dia merupakan ancaman bagi kepentingan nasional yang mendasar,” Wakil Kepala Dinas Keamanan Polisi (PST) Hedvig Moe, mengatakan kepada penyiar publik NRK.

Badan keamanan khawatir dia “mungkin telah memperoleh jaringan dan informasi tentang kebijakan Norwegia di utara”, kata Moe sebagaimana dilansir Guardian pada Selasa (25/10/2022).

“Bahkan jika ini … bukan ancaman bagi keamanan kerajaan, kami khawatir itu bisa disalahgunakan oleh Rusia.”

Baca juga: Kepala Mata-mata Inggris: Rusia Kehabisan Senjata di Ukraina, Tentaranya Kelelahan

Norwegia pekan lalu mengatakan telah menangkap seorang warga negara Rusia ketujuh yang diduga menerbangkan drone secara ilegal atau mengambil foto di area terlarang, terutama di ujung utara Norwegia yang strategis dan sensitif.

NRK melaporkan bahwa penyelidik meyakini peneliti yang dicurigai berada di Norwegia dengan nama dan identitas palsu yang bekerja untuk salah satu dinas intelijen Rusia.

Pria itu telah ditahan pada Senin (24/10/2022) di kota Arktik, dan pengadilan setempat memerintahkan dia ditahan selama empat minggu.

Dua anggota staf di Universitas Troms yang bekerja erat dengan tersangka mengatakan polisi mengidentifikasi pria yang dimaksud sebagai Jose Assis Giammaria.

“Saya menerima pesan larut malam bahwa polisi menahan Giammaria dan menggeledah kantornya,” kata Gunhild Hoogensen Gjorv, seorang profesor studi keamanan di universitas tersebut.

Baca juga: AS Dakwa Duo Mata-mata China terkait Kasus Huawei, Dituduh Coba Menyuap Pejabatnya

Gjorv mengatakan Giammaria tiba di universitas pada Desember 2021 setelah menghubunginya dengan permintaan untuk melakukan penelitian di departemennya, yang berfokus pada keamanan Arktik.

“Giammaria mengirim email kepada saya, mengatakan dia tertarik untuk belajar lebih banyak tentang keamanan di Arktik,” kata Gjorv kepada Guardian dalam sebuah wawancara telepon.

“Dia direkomendasikan oleh seorang profesor yang saya kenal di Kanada tempat dia belajar. Kami melakukan pemeriksaan latar belakang standar dan memanggil referensi yang dicantumkan,” kata dia.

Menurut Gjorv serta informasi yang tersedia untuk umum, Giammaria lulus dari Pusat Studi Militer, Keamanan dan Strategis di Universitas Calgary pada 2018.

Gjorv mengatakan Giammaria tidak secara resmi bekerja di Universitas Troms tetapi membantu mengatur kuliah dan seminar sambil mengerjakan penelitiannya yang "didanai sendiri".

Gjorv yakin Giammaria tidak memiliki akses ke informasi rahasia di universitas.

Baca juga: Penyelidikan Bellingcat Ungkap Sosok Mata-mata Rahasia Rusia, Sudah Menjebak Staf NATO di Naples

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com