Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hacker Jual Data 48,5 Juta Pengguna Aplikasi Covid-19 Shanghai

Kompas.com - 12/08/2022, 18:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

SHANGHAI, KOMPAS.com – Seorang hacker atau peretas mengeklaim telah memperoleh data pribadi 48,5 juta pengguna aplikasi seluler kode kesehatan Covid-19 yang dijalankan oleh Kota Shanghai.

Peretas dengan nama pengguna sebagai "XJP" itu kemudian memposting tawaran untuk menjual data tersebut seharga 4.000 dollar AS (sekitar Rp58 juta) di forum peretas Breach Forums pada Rabu (10/8/2022).

Hacker memberikan sampel data, termasuk nomor telepon, nama dan nomor identifikasi China, serta status kode kesehatan 47 orang.

Baca juga: Sub-Varian Baru Covid Omicron BA.5.2.1 Ditemukan di Shanghai China

Sebanyak 11 dari 47 orang yang dihubungi Reuters mengonfirmasi bahwa mereka terdaftar dalam sampel, meskipun dua mengatakan nomor identifikasi mereka keliru.

"DB (database) ini berisi semua orang yang tinggal di atau mengunjungi Shanghai sejak mengadopsi Suishenma," kata XJP dalam posting tersebut.

XJP dilaporkan pada awalnya meminta 4.850 dollar AS sebelum menurunkan harga di kemudian hari

Suishenma adalah nama untuk sistem kode kesehatan Shanghai yangd isediakan pada awal 2020 untuk memerangi penyebaran Covid-19.

Semua penghuni dan pengunjung harus menggunakannya.

Aplikasi mengumpulkan data perjalanan untuk memberi orang peringkat merah, kuning, atau hijau yang menunjukkan kemungkinan terjangkit virus dan pengguna harus menunjukkan kode untuk memasuki tempat umum.

Data dikelola oleh pemerintah kota dan pengguna mengakses Suishenma melalui aplikasi Alipay, yang dimiliki oleh raksasa fintech dan afiliasi Alibaba (9988.HK), Ant Group, dan aplikasi WeChat dari Tencent Holdings (0700.HK).

Baca juga: Aksi Penikaman Terjadi di Rumah Sakit di Shanghai, 4 Orang Terluka

XJP, pemerintah Shanghai, Ant dan Tencent tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pelanggaran terkait data dalam Suishenma ini nyatanya terjadi setelah ada seorang peretas pada awal bulan lalu mengatakan mereka telah memperoleh 23 terabyte informasi pribadi milik satu miliar warga China dari polisi Shanghai.

Hacker itu juga menawarkan untuk menjual data tersebut ke Breach Forums.

The Wall Street Journal, mengutip para peneliti keamanan siber, mengatakan peretas pertama mampu mencuri data dari polisi karena dasbor untuk mengelola database polisi dibiarkan terbuka di internet publik tanpa perlindungan kata sandi selama lebih dari setahun.

Surat kabar itu mengatakan data di-host di platform cloud Alibaba dan otoritas Shanghai telah memanggil eksekutif perusahaan atas masalah tersebut.

Baik pemerintah Shanghai, polisi, maupun Alibaba belum mengomentari masalah database polisi.

Baca juga: Covid-19 China Melandai: Beijing Buka Kembali Sekolah, Shanghai Umumkan Nol Kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Phunjo Jhangmu Lama, Perempuan Tercepat yang Capai Puncak Gunung Everest

Kisah Phunjo Jhangmu Lama, Perempuan Tercepat yang Capai Puncak Gunung Everest

Global
Balas Serangan Balon Sampah, Korsel Bakal Mulai Lagi Siaran Anti-Korut

Balas Serangan Balon Sampah, Korsel Bakal Mulai Lagi Siaran Anti-Korut

Global
Rudal Hantam 2 Kapal Kargo di Lepas Pantai Yaman

Rudal Hantam 2 Kapal Kargo di Lepas Pantai Yaman

Global
Dilanda Kerusuhan, Kaledonia Baru di Ambang Perang Saudara

Dilanda Kerusuhan, Kaledonia Baru di Ambang Perang Saudara

Global
Serangan Kekerasan pada Politisi Eropa Kian Meningkat

Serangan Kekerasan pada Politisi Eropa Kian Meningkat

Global
Serangan PM Denmark Disebut Tidak Bermotif Politik

Serangan PM Denmark Disebut Tidak Bermotif Politik

Global
Korea Utara Kembali Hujani Korea Selatan dengan 330 Balon Sampah

Korea Utara Kembali Hujani Korea Selatan dengan 330 Balon Sampah

Global
Arab Saudi Keluarkan Lebih dari 300.000 Jemaah Haji Ilegal dari Mekkah

Arab Saudi Keluarkan Lebih dari 300.000 Jemaah Haji Ilegal dari Mekkah

Global
Rangkuman Hari ke-836 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Lintasi Osssetia Utara | Gerakan Fiktif Rusia Dianggap Separatis

Rangkuman Hari ke-836 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Lintasi Osssetia Utara | Gerakan Fiktif Rusia Dianggap Separatis

Global
PM Denmark Menderita Luka Ringan Akibat Serangan di Kopenhagen

PM Denmark Menderita Luka Ringan Akibat Serangan di Kopenhagen

Global
Bertemu Macron, Biden Bahas Timur Tengah dan Ukraina

Bertemu Macron, Biden Bahas Timur Tengah dan Ukraina

Global
Israel Selamatkan 4 Sandera dengan Tewaskan 210 Warga Palestina

Israel Selamatkan 4 Sandera dengan Tewaskan 210 Warga Palestina

Global
[UNIK GLOBAL] Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan | Nenek Meninggal Bernafas di Rumah Duka

[UNIK GLOBAL] Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan | Nenek Meninggal Bernafas di Rumah Duka

Global
Ukraina Serang Ossetia Utara di Rusia dengan Drone, 700 Km Jauhnya dari Garis Depan

Ukraina Serang Ossetia Utara di Rusia dengan Drone, 700 Km Jauhnya dari Garis Depan

Global
Menhan Swedia Khawatir Insiden di Laut China Selatan Ancam Keamanan Global

Menhan Swedia Khawatir Insiden di Laut China Selatan Ancam Keamanan Global

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com