Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesir Bebaskan Tiga Jurnalis dan Sejumlah Aktivis Jelang Idul Fitri

Kompas.com - 02/05/2022, 09:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

KAIRO, KOMPAS.com - Pihak berwenang Mesir membebaskan tiga wartawan dan sejumlah aktivis jelang Idul Fitri, langkah terbaru dalam serangkaian pembebasan ketika Presiden Abdel Fattah el-Sisi tampaknya menjangkau para pengkritik pemerintahannya.

Reuters mewartakan pada Minggu (1/5/2022), Ammer Abdel-Moneim, Hany Greisha, dan Essam Abdeen bebas dari penjara, setelah menghabiskan sekitar satu setengah tahun tahanan dalam kasus terpisah.

Baca juga: Mesir, Aljazair, dan Tunisia Umumkan Idul Fitri 2022 Jatuh pada Senin 2 Mei

Khaled el-Bashy, wakil kepala Serikat Jurnalis, mengunggah gambar yang menunjukkan tiga jurnalis mengenakan seragam penjara putih dan merangkul keluarga mereka di jalan.

Mereka dibebaskan sambil menunggu penyelidikan atas tuduhan awal penyalahgunaan media sosial dan bergabung dengan “kelompok teroris”, yang mengacu pada Ikhwanul Muslimin.

Mesir menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada 2013. Ketiganya belum diadili.

Pembebasan mereka terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang membebaskan 41 tahanan - termasuk beberapa penulis dan aktivis terkemuka - yang telah ditahan selama berbulan-bulan, juga tanpa pengadilan.

Penahanan pra-persidangan yang panjang telah menjadi perhatian utama kelompok-kelompok hak asasi manusia dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Mesir Temukan Kuil yang Didedikasikan untuk Zeus, Raja Para Dewa Yunani Kuno

El-Sisi juga mengaktifkan kembali komite pengampunan presiden dan mengangkat anggota baru.

Komite ini bertugas meninjau kasus-kasus tahanan yang ditahan karena kejahatan politik, dibentuk pada 2016 dan sebagian besar tidak efektif dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Kamis (28/4/2022), pihak berwenang membebaskan aktivis politik terkemuka Hossam Monis menyusul pengampunan oleh el-Sisi.

Monis menjalani hukuman empat tahun atas tuduhan teror, yang oleh para pembela hak asasi manusia dianggap tidak berdasar.

Monis ditangkap pada Juni 2019, bersama tujuh orang lainnya, termasuk Zyad el-Elaimy, mantan legislator, dan aktivis kunci sekuler dalam pemberontakan 2011 di negara itu.

Penangkapan mereka terjadi tak lama setelah mereka bertemu dengan partai politik dan legislator oposisi, untuk mencoba dan membicarakan bagaimana mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen 2020.

Baca juga: Mesir Umumkan Libur 9 Hari untuk Idul Fitri dan Hari Buruh

Beberapa pengamat independen percaya bahwa pemerintah Mesir sedang mencoba menjangkau para kritikus di tengah krisis ekonomi, yang dipicu oleh perang Rusia Ukraina.

Akan tetapi messiah ribuan tahanan politik, diperkirakan tetap berada di penjara Mesir.

Pemerintah Mesir dalam beberapa tahun terakhir melancarkan tindakan keras besar-besaran terhadap perbedaan pendapat, memenjarakan ribuan orang, terutama tokoh Muslim, tetapi juga aktivis sekuler yang terlibat dalam pemberontakan Arab Spring 2011 yang menggulingkan Presiden lama Hosni Mubarak.

Ia juga memenjarakan puluhan wartawan dan kadang-kadang mengusir beberapa wartawan asing.

Mesit tetap menjadi salah satu penjara jurnalis terburuk di dunia, bersama dengan Turki dan China, menurut Committee to Protect Journalists, sebuah badan pengawas yang berbasis di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com