Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Ini Berhasi Sulap Kotoran Manusia Jadi Bahan Bakar

Kompas.com - 21/04/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

NAIROBI, KOMPAS.com - Kotoran manusia menjadi sumber bisnis bahan bakar yang menguntungkan di Kenya. Sebuah perusahaan berbasis masyarakat mengolahnya sedemikian rupa sehingga menjadi briket yang dapat digunakan untuk menggantikan batu bara.

Nama perusahaan itu Sanivation dan berbasis di Naivasha, sekitar 100 kilometer dari Nairobi. Setiap pekannya, bertruk-truk kotoran manusia didatangkan ke pabrik itu untuk diolah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan untuk memasak makanan dan memanaskan rumah.

Paul Manda, salah seorang manajer Sanivation, mengaku awalnya sulit memopulerkan bahan bakar produksi perusahaannya itu.

Baca juga: Viral Pria Istanbul Tinggalkan Kotoran Anjing di Kereta, Apa Motifnya?

"Awalnya, sangat sulit untuk meningkatkan minat konsumen terhadap produk kami. Orang-orang dulu berpikir bahwa baunya sangat menyengat, tetapi sesungguhnya tidak demikian. Kami mengolahnya dengan sangat baik. Orang-orang bahkan bisa memanfaatkannya untuk memanggang makanan,” jelasnya.

Kotoran manusia itu sebelumnya diolah melalui proses pemanasan suhu tinggi untuk membunuh bakteri-bakteri di dalamnya. Kotoran itu kemudian dicampur dengan serbuk gergaji untuk membuat briket. Permintaan terhadap briket hasil produksi Sanivation kini luar biasa tinggi.

“Kami saat ini sudah menjual lebih dari 120 ton. Kami kini sulit memenuhi permintaan pasar,” lanjut Paul.

Baca juga: Dokter Anak Ini Jadi Sorotan karena Promosikan Makan Kotoran Sapi Bisa Menyehatkan Badan

Memanfaatkan kotoran manusia dan mengubahnya menjadi bahan bakar memiliki manfaat lingkungan. Menurut badan amal Water.org, 41 persen warga Kenya tidak memiliki akses ke sanitasi dasar. Sekitar 8,5 persen penduduk Kenya dilaporkan buang air besar sembarangan pada tahun 2020.

Sanivation pada awalnya menarget rumah tangga sebagai konsumen utama. Namun, karena rendahnya permintaan pada awalnya, mereka beralih ke pabrik pemasok dan bisnis-bisnis yang membutuhkan bahan bakar, seperti Pertanian Bunga Larmona.

Di Lamorna, makanan untuk karyawan dulunya dimasak dengan menggunakan arang dan kayu bakar. Kini, pertanian itu memanfaatkan briket kotoran manusia yang harganya lebih murah.

Baca juga: Kotoran Manusia Jatuh dari Pesawat, Ini Cerita Orang yang Kejatuhan

Mary Wangui, manajer Lamorna, mengatakan briket kotoran manusia lebih ramah lingkungan.“Kami beralih ke briket ini karena tidak mengeluarkan asap. Ini berbeda dengan arang biasa dan kayu bakar. Asap memengaruhi kesehatan karyawan kami yang bekerja di kantin. Panas yang dihasilkan briket ini juga lebih tahan lama, sehingga kami lebih hemat dalam bahan bakar,” jelasnya.

Nickson Otieno, CEO Niko Green, sebuah perusahaan konsultan lingkungan ternama di Kenya, juga menyambut kehadiran briket kotoran manusia.

"Briket adalah alternatif yang baik untuk arang dan kayu. Karena terbuat dari limbah, kebutuhan untuk memanfaatkan pohon sebagai bahan bakar juga berkurang. Selain itu, jika dibuat dengan baik, briket dapat melakukan proses pembakaran secara efisien sehingga melepaskan lebih sedikit emisi yang berbahaya.”

Tulisan ini pernah ditayangkan di VOA Indonesia dengan judul Sebuah Perusahaan di Kenya Manfaatkan Kotoran Manusia untuk Sumber Bahan Bakar.

Baca juga: Limbah Kotoran Manusia Jatuh dari Atas Pesawat Guyur Warga dan Kebunnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com