Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Jerman Naik 400 Per 100.000 Penduduk, PM: Aturan Pembatasan Ketat Tidak Bisa Dihindari

Kompas.com - 24/11/2021, 14:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Bloomberg

OTTAWA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 Jerman naik menjadi 400 per 100.000 penduduk, pejabat tinggi kesehatan Jerman menekankan bahwa penerapan kembali aturan pembatasan aktivitas tidak bisa dihindari.

“Kita berada dalam situasi di mana saya tidak akan merekomendasikan untuk menyepelekan apa pun, betapa pun sulitnya itu,” kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn pada Selasa (23/11/2021) dalam sebuah wawancara dengan radio Deutschlandfunk.

Jens Spahn mengatakan itu menjawab pertanyaan soal apakah Jeman akan menyusul Austria untuk melakukan lockdown kembali.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Pria Beruntung Beli Lukisan Rp 428.000, Dijual Bisa Rp 713 Miliar | Menteri Jerman Peringatkan Divaksin Sembuh, atau Mati

Melansir Bloomberg pada Selasa (23/11/2021), Jerman sekarang sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang mengejutkan para pejabat pemerintah.

Pada Selasa, kasus Covid-19 di Jerman naik menjadi 400 per 100.000 orang selama 7 hari terakhir, lebih dari dua kali lipat puncaknya di musim semi. Di Bavaria, tingkat kejadian hampir 650 dan di Saxony mendekati 1.000.

Spahn mengatakan bahwa jika pembatasan kontak yang ketat diberlakukan, “Itu akan menjadi tindakan regional.”

Di hotspot seperti Bavaria dan Saxony, di mana situasinya "amat sangat dramatis", pembatasan aktivitas yang lebih ketat sudah diperlukan untuk mencoba menahan penyebaran Covid-19 dan meringankan beban rumah sakit, tambahnya.

Baca juga: AS Keluarkan Peringatan Covid-19: Jangan Bepergian ke Jerman dan Denmark

"Di wilayah ini, di rumah sakit, semuanya terhenti begitu saja," kata Spahn. "Itu berarti Anda tidak dapat mengesampingkan tindakan sebelumnya."

Eropa kembali menjadi episentrum krisis Covid-19.

Austria memberlakukan lockdown penuh pada Senin (22/11/2021), Belanda dalam lockdown parsial, dan Italia sedang mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat untuk orang-orang yang tidak divaksinasi Covid-19, menciptakan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi di kawasan Eropa.

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Senin (22/11/2021) memperingatkan bahwa situasi saat ini "lebih buruk dari apa pun yang telah kita lihat sejauh ini" dan menyerukan pembatasan aktivitas yang lebih ketat pekan ini.

Baca juga: Menteri Jerman: Semua Warga Akan Divaksin, Sembuh atau Mati Setelah Musim Dingin


Sementara jumlah kematian harian Covid-19 sekitar seperlima dari tingkat yang terlihat pada musim dingin lalu, ada 309 kematian lainnya pada Selasa, sehingga total sejak awal pandemi menjadi hampir 100.000.

Lonjakan kasus terbaru telah menghidupkan kembali perdebatan tentang apakah warga negara harus wajib divaksin Covid-19 untuk kesejahteraan masyarakat secara umum.

Perdana Menteri Bavaria Markus Soeder dan Perdana Menteri Baden Wuerttemberg Winfried Kretschmann menerbitkan artikel bersama di surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung pada Selasa (22/11/2012) untuk menyerukan kewajiban suntik vaksin Covid-19.

“Terlalu sedikit orang yang divaksinasi, dan harapan untuk segera keluar dari pandemi telah sirna,” tulis kedua pemimpin negara bagian itu.

“Persyaratan vaksinasi umum akan menjadi cara terbaik dan tercepat untuk mengeluarkan kita dari krisis ini,” imbuh mereka.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: 5 Penyebab Lonjakan Covid-19 Jerman | Petenis Peng Shuai Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Selamatkan 4 Sandera dari Gaza, Termasuk Noa Argamani

Israel Selamatkan 4 Sandera dari Gaza, Termasuk Noa Argamani

Global
Cerita Para Warga Rakhine Mengaku Disiksa Junta Myanmar

Cerita Para Warga Rakhine Mengaku Disiksa Junta Myanmar

Global
Bos Bank Terbesar Rusia Sebut Perekonomian Rusia Alami Overheating

Bos Bank Terbesar Rusia Sebut Perekonomian Rusia Alami Overheating

Global
Pemburu Harta Karun Temukan Uang Rusak Rp 1,6 Miliar di Brankas

Pemburu Harta Karun Temukan Uang Rusak Rp 1,6 Miliar di Brankas

Global
Proporsi Perempuan dan Anak-anak Palestina Yang Terbunuh Dilaporkan Menurun

Proporsi Perempuan dan Anak-anak Palestina Yang Terbunuh Dilaporkan Menurun

Global
Akibat Perang Dunia II, Buku Ini Telat 84 Tahun Dikembalikan ke Perpustakaan

Akibat Perang Dunia II, Buku Ini Telat 84 Tahun Dikembalikan ke Perpustakaan

Global
Rencana Larangan Merokok di Liverpool pada 2030 Tuai Reaksi Keras

Rencana Larangan Merokok di Liverpool pada 2030 Tuai Reaksi Keras

Global
4 Mayat, 1 Kerangka, dan 11 Ton Sampah Dibersihkan dari Gunung Everest

4 Mayat, 1 Kerangka, dan 11 Ton Sampah Dibersihkan dari Gunung Everest

Global
Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Global
Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Global
Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Global
Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Global
Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Global
Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com