Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera AS dalam Kompleks Kedutaan di Afghanistan Diturunkan

Kompas.com - 16/08/2021, 06:38 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

KABUL, KOMPAS.com - Bendera Amerika Serikat (AS) dalam kompleks kedutaan AS di Kabul diturunkan pada Minggu (15/8/2021), menandai langkah terakhir evakuasi kompleks diplomatik AS.

Pemerintahan Biden sebelumnya mengerahkan 1.000 tentara lainnya. Tambahan pasukan ini untuk mengatur keberangkatan mendadak personel kedutaan dan staf lainnya beberapa hari lebih awal dari yang sebelumnya diproyeksikan pejabat AS.

Baca juga: Kabul Jatuh ke Tangan Taliban, Tim Biden Kaget Afghanistan Runtuh Begitu Cepat

AS bergegas mengevakuasi staf dan pejabat tinggi dari kedutaan besarnya di Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) ketika pejuang Taliban memasuki ibu kota.

Pejabat senior pemerintah Afghanistan melarikan diri dari negara itu dan tembakan terdengar di bandara Kabul, beberapa sumber mengatakan kepada CNN.

Ketika situasi memburuk, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan 1.000 tentara AS lagi ke Afghanistan, mengubah rute mereka dari tujuan awal mereka di Kuwait, kata seorang pejabat pertahanan kepada CNN.

Perintah baru itu membuat jumlah total pasukan AS yang diharapkan di negara itu menjadi 6.000.

AS memperkuat postur militernya di negara itu ketika para pejabat Afghanistan menyerahkan Istana Kepresidenan di Kabul kepada Taliban. Transisi ini disiarkan langsung di jaringan televisi Al Jazeera. Dilaporkan bahwa tiga pejabat Afghanistan hadir untuk upacara tersebut.

Minggu pagi (15/8/2021), dua sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada CNN bahwa rencananya adalah menarik semua personel AS dari kedutaan di Kabul selama 72 jam ke depan.

Beberapa jam kemudian, sebagian besar staf kedutaan AS telah dipindahkan ke bandara Kabul untuk penerbangan ke luar negeri.

Baca juga: Para Veteran Militer Inggris Merasa 20 Tahun Perang Afghanistan Sia-sia

Akhir tragis operasi mahal AS?

Pada Senin pagi (16/8/2021) di Afghanistan, AS telah menerbangkan sekitar 500 staf kedutaan dari Afghanistan dari total 4.000 karyawan -- warga AS dan warga Afghanistan -- menunggu evakuasi di negara itu, kata seorang pejabat pertahanan kepada CNN.

Pejabat itu mengatakan total 4.000 tidak termasuk anggota keluarga karyawan kedutaan Afghanistan. Rencana AS untuk anggota keluarga itu tidak jelas, dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Terburu-buru ke pintu keluar menandai akhir yang tragis dan meresahkan atas kehadiran AS di Afghanistan, ketika Taliban merebut kembali kendali hampir 20 tahun setelah AS menyerbu untuk membalas serangan teror September 2001.

Setelah investasi sekitar 2 triliun dollar AS (Rp 28,7 kuadriliun), sekitar 2.400 orang Amerika tewas dan ribuan lainnya terluka.

Tapi proyek pembangunan bangsa yang mencakup pemerintahan Republik dan Demokrat itu, kini dialihkan hanya dalam beberapa hari menjadi misi penyelamatan yang rumit dan menegangkan.

Dalam briefing telepon Minggu (15/8/2021), Austin mengatakan kepada anggota parlemen DPR bahwa evakuasi adalah "operasi yang sangat dinamis dan sangat berisiko," bahkan ketika dia dan pejabat senior AS lainnya bekerja untuk memproyeksikan kontrol keamanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com