Peringati Kemerdekaan AS, Joe Biden: Mau Divaksin Berarti Patriotik

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memanfaatkan momentum peringatan kemerdekaan AS untuk mendesak orang Amerika supaya mau divaksin.

Biden mengatakan, orang yang mau diberi vaksin Covid-19 menunjukkan perilaku yang paling patriotik untuk saat ini sebagaimnana dilansir RT.

Berpidato di halaman selatan Gedung Putih pada Minggu (4/7/2021), Biden memohon agar orang-orang yang belum divaksin untuk segera mendapatkan vaksin.

Baca juga: Pertunjukan Kembang Api Bakal Semarakkan Peringatan Kemerdekaan AS

“Lakukan sekarang untuk diri sendiri, untuk keluarga Anda, untuk komunitas Anda, dan untuk negara Anda,” kata Biden.

Selain itu, Biden memuji pemerintahannya karena mengeklaim telah membuat perekonomian AS kembali ke jalurnya.

Dia menambahkan, perekonomian “Negeri Paman Sam” kembali meraung.

Baca juga: AS Segera Kirim 4 Juta Dosis Vaksin Moderna ke Indonesia melalui Covax

“Kami melihat rekor penciptaan lapangan kerja dan rekor pertumbuhan ekonomi yang terbaik dalam empat dekade dan, saya dapat menambahkan, yang terbaik di dunia,” kata Biden.

Dalam pidatonya itu, dia membuat perbangingan ketika 13 koloni Amerika mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris pada 1776 dan perang melawan Covid-19.

Untuk saat ini, Biden mengakui AS memang belum menaklukkan Covid-19. Namun, dia mengeklaim saat ini AS sudah sangat dekat untuk “mendeklarasikaan kemerdekaan” dari serangan virus corona.

Baca juga: Kisah John Adams dan Thomas Jefferson, 2 Eks Presiden AS yang Meninggal Bersama di HUT Ke-50 Amerika

Biden berpendapat, mengajak sebanyak mungkin rakyat AS untuk divaksin adalah satu-satunya cara untuk memerangi virus corona, terutama varian Delta yang lebih cepat menular.

Di sisi lain, Biden juga turut berdukacita atas orang-orang yang meninggal akibat Covid-19. Selain itu, dia juga memuji sejumlah rakyat AS yang ikut menjadi relawan.

Setelah berpidato, Biden menyapa para tamu dan berfoto-foto sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: AS Keluarkan Sanksi Baru untuk 22 Orang Termasuk 4 Menteri Myanmar