WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah kapal perang AS dilaporkan berlayar di Selat Taiwan, menjadi manuver pertama di era Presiden Joe Biden.
Armada Ketujuh AS menyatakan, kapal USS John S McCain itu melakukan transit rutin di perairan yang membelah Taiwan serta China.
Secara berkala, angkatan laut AS melakukan latihan navigasi di selat itu, dan memicu respons penuh kemarahan dari Beijing.
Baca juga: AS Kirim 2 Kapal Perang Lewati Selat Taiwan, Begini Reaksi China
Pasalnya, "Negeri Panda" masih menganggap Taiwan sebagai provinsi yang harus segera disatukan, bahkan jika perlu dengan kekerasan.
Beijing selalu menganggap kapal perang yang melewati Selat Taiwan itu sebagai bentuk pelanggaran kedaulatan.
Sementara AS dan sejumlah negara lainnya menganggap perairan itu adalah kawasan internasional yang bisa mereka lewati.
Armada Ketujuh AS menegaskan, lewatnya kapal perusak berkekuatan rudal pandu itu adalah bentuk komitmen mereka akan kawasan Indo-Pasifik yang terbuka.
"Militer AS akan selalu terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkannya," tegas armada.
Dilansir AFP Kamis (4/2/2021), Beijing merespons dengan menerangkan mereka kini memantau secara serius situasi di Selat Taiwan.
Baca juga: Kapal Induk China Mendekat, Taiwan Kerahkan Kapal Perang dan Pesawat
Juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin menuturkan, "Negeri Panda" akan selalu berada dalam kondisi siaga.
"Kami akan merespons segala bentuk ancaman, dan melindungi kedaulatan dan teritorial kami," papar Wang dalam jumpa pers.
Transitnya kapal USS John S McCain terjadi setelah pesawat pengintai satu tanker melintas di langit Taiwan, Senin (1/2/2021).
China semakin meningkatkan tekanan baik di level diplomatik dan militer sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih pada 2016.
Baca juga: Latihan di Laut Natuna Selatan, TNI AL Kerahkan 9 Kapal Perang dan 1 Pesawat
Sebabnya, Presiden Tsai dengan tegas menolak prinsip yang disebut "satu China", dan membuat Beijing meradang.
Tahun lalu, Taipei mencatat pesawat tempur dari "Negeri Panda" memasuki wilayah udara mereka sebanyak 380 kali.
Pakar pun memeringatkan, kedua kubu mengalami peningkatan ketegangan sejak pertengahan 1990-an silam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.