KOMPAS.com - Sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Pakistan hingga Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi gelombang baru virus corona yang mengancam kapasitas sistem kesehatan masing-masing negara.
Korea Selatan melakukan sejumlah upaya pembatasan aktivitas warga, menyusul kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 di negara itu.
Pertemuan lebih dari 50 orang akan dilarang di ibu kota Seoul dan sekitarnya mulai Selasa (8/12/2020), sementara pusat kebugaran dan bar karaoke akan ditutup.
Pada Minggu (6/12/2020), sebanyak 631 infeksi baru dilaporkan dalam satu hari, jumlah tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
Negara itu dipuji secara luas atas responsnya dalam menghadapi virus awal tahun ini, dengan pengujian agresif dan pelacakan kontak.
Baca juga: Rudy Giuliani Positif Covid-19, Makin Banyak Orang Dekat Trump yang Terinfeksi
Namun, petugas kesehatan cukup kewalahan belakangan ini dengan jumlah kasus aktif di Korea Selatan yang mencapai 7.873 kasus. Ada kekhawatiran juga bahwa jumlah pasien di rumah sakit akan melonjak.
Sekarang total kasus Covid-19 terkonfirmasi di negara itu mencapai 37.546 kasus, dengan 545 kematian.
Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo mengatakan ada risiko penyebaran virus yang meluas jika tidak ada upaya yang dilakukan.
"Kami menyimpulkan bahwa ini adalah situasi berbahaya yang bisa berkembang menjadi pandemi nasional," kata Park kepada kantor berita Reuters.
Park menambahkan pembatasan juga akan diperketat di bagian lain negara itu, tetapi pada tingkat yang lebih longgar.
Baca juga: Sehari Sebelum Meninggal karena Covid-19, Komedian Ini Curhat Betapa Mengerikannya Virus Corona
Aturan itu akan diterapkan setidaknya tiga pekan.
Pada Sabtu (5/12/2020), Pemerintah Kota Seoul memberlakukan jam malam, dengan sebagian besar bisnis termasuk restoran, bar dan kafe diwajibkan tutup pukul 21.00 waktu setempat.
Kondisi rumah sakit yang kewalahan akibat virus corona juga terjadi di Pakistan.
Setidaknya enam orang, termasuk lima pasien virus corona, meninggal di sebuah rumah sakit di Pakistan karena persediaan oksigen yang terlalu rendah.
Kerabat pasien menggambarkan bagaimana mereka memohon bantuan saat kepanikan melanda rumah sakit yang dikelola pemerintah di kota utara Peshawar.