Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pusat Wabah Virus Corona, Perlahan China Beri Bantuan ke Negara Lain

Kompas.com - 21/03/2020, 07:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China secara perlahan memulihkan citranya. Dari negara yang dicap sebagai pusat wabah virus corona, kini menjadi negara yang memberi bantuan ke dunia.

Jutaan masker wajah, pinjaman berbunga rendah, dan tim ahli medis dikirimkan ke negara-negara lain.

Baca juga: Pemerintah Datangkan Alat Rapid Test Covid-19 dari China

Dilansir dari kantor berita AFP, pihak Beijing telah menghujani negara-negara Eropa yang sedang berjuang melawan virus corona dengan beragam bantuan.

Dalam beberapa pekan terakhir, "Negeri Panda" menyumbangkan ratusan ribu masker bedah serta alat tes ke Filipina dan Pakistan.

Sejumlah tim medis juga dikirim ke Iran dan Irak, lalu memperpanjang masa peminjaman 500 juta dollar AS (sekitar Rp 8 triliun) ke Sri Lanka untuk memerangi Covid-19.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di Italia Melonjak dan Angka Kematiannya Melebihi China?

Wabah virus corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019. China pun sempat kelabakan dengan terus meningkatnya jumlah kasus dan ribuan korban berjatuhan.

Lalu kondisinya sekarang berbeda. Kubu Beijing mengatakan telah menghentikan penyebarannya, terbukti dengan data pada Kamis (19/3/2020) yang menunjukkan nol kasus domestik baru.

Akan tetapi, di belahan dunia lainnya, negara-negara sedang berjuang ekstra keras untuk mengatasi pandemi ini.

Baca juga: Kasus Infeksi Virus Corona: Di China Menurun, Luar China Meningkat

China pun mencoba membantunya dengan mengirim masker, persediaan medis, dan para ahli.

Namun China menemui rintangan dalam perjalanannya, karena baru-baru ini "Negeri Tirai Bambu" harus terlibat adu mulut dengan Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Donald Trump berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus China".

Trump juga menuduh China kurang memberi informasi secara transparan, yang berakibat jumlah kasus virus corona kini mencapai 240.000 di seluruh dunia.

Baca juga: Trump: Dunia Menderita karena China Lamban Informasikan Virus Corona

Dalam sebuah konferensi pers, Kamis (19/3/2020), orang nomor satu di "Negeri Uncle Sam" tersebut mengatakan "dunia harus membayar mahal".

Tak pelak, kalimat yang terlontar dari mulut Trump langsung memantik api pertikaian.

Kementerian Luar Negeri China membalasnya pada Jumat (20/3/2020), dengan mengatakan bahwa AS berusaha "mengalihkan kesalahan" atas pandemi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com