ROMA, KOMPAS.com - Otoritas Italia melaporkan adanya kenaikan tertinggi dalam wabah virus corona sejak "outbreak" dimulai pada Februari lalu.
Total, 631 orang meninggal setelah pemerintah setempat mengumumkan 168 kematian dalam 24 jam terakhir, kenaikan sebesar 36 persen.
Diberitakan AFP Selasa (10/3/2020), angka itu membuat jumlah korban meninggal di luar negara asal China kini mencapai 1.115 orang.
Baca juga: Update Virus Corona 10 Maret: Karantina di Seluruh Italia | Presiden China Kunjungi Wuhan
Kemudian Italia juga mengumumkan infeksi harian yang mencapai 877, membuat total kasus penderita virus corona meningkat jadi 10.149.
Dilansir Sky News, angka ini merupakan yang tertinggi sejak "outbreak" terjadi pada 21 Februari. Meski begitu, lebih dari 1.000 orang dinyatakan sembuh.
Italia menjadi negara Eropa dengan kasus corona terbanyak, di mana pakar memperingatkan puncak penyebaran di kawasan utara terjadi pada pertengahan April.
"Warga tentunya harus tahu ini bukan tentang mengubah cara hidup mereka dalam rentang waktu 1-2 pekan," terang kepala pusat epidemiologi nasional, Stefania Salmaso.
Kepada kantor berita ANSA, Salmaso mengatakan bahwa larangan yang diterapkan oleh Roma bisa saja diberlakukan dalam waktu lama.
Pada Senin (19/3/2020), Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan penutupan di seluruh negara guna memerangi corona di Italia.
Penutupan itu mencakup larangan berkumpul di tempat publik, menjaga jarak di antara jemaat ketika beribadah, hingga menghentikan kegiatan olahraga.
Selain itu, masyarakat dibatasi segala pergerakannya, di mana mereka baru diperbolehkan keluar jika keperluannya mendesak atau alasan kesehatan.
Baca juga: Kisah Dokter Italia di Tengah Virus Corona: Perang Sudah Pecah
Mengutip kalimat terkenal mendiang PM Inggris Winston Churchill, Conte menyebut "masa kelam" tengah menghampiri mereka. Namun dia menegaskan mereka bisa melewatinya.
"Ini seperti hari kiamat sudah datang. Tidak ada orang yang berlalu lalang," kata Mario Monfreda, pemilik restoran di kawasan Roma.
Penutupan yang diumumkan Conte diikuti sejumlah kebijakan yang diberlakukan negara hingga perusahaan asing. Salah satunya maskapai Irlandia, Ryanair.
Bersama dengan maskapai Inggris British Airways, Ryanair menyatakan mereka menangguhkan segala penerbangan dari dan menuju Negeri "Piza".
Kemudian di Austria, Kanselir Sebastian Kurz menyatakan pihaknya bakal menerapkan pemeriksaan perbatasan dan melarang warga Italia untuk masuk.
Kurz menjelaskan terdapat pengecualian bagi warga Italia yang bisa menunjukkan keterangan dokter bahwa kondisi mereka sehat.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya Karantina di Wuhan dan Italia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.