Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada

Odemus Bei Witono, Direktur Perkumpulan Strada, Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara Jakarta

Menakar Keberhasilan Kurikulum Merdeka

Kompas.com - 20/02/2024, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KURIKULUM Merdeka, dengan klaim kebebasan belajar dan mengajar, awalnya terlihat lebih seperti eksperimen pedagogis daripada solusi konkret bagi perbaikan pendidikan.

Meskipun diimplementasikan pascapandemi Covid-19, kurangnya sosialisasi implementasi dinilai telah menciptakan ketidakjelasan dan kebingungan di kalangan pelaku pendidikan.

Arah dan tujuan yang seharusnya menjadi pilar utama kurikulum ini masih kabur, meninggalkan para pendidik dengan pertanyaan yang belum terjawab tentang dampak sebenarnya bagi masa depan generasi bangsa.

Kritik pedas terhadap Kurikulum Merdeka tidak hanya bersifat subjektif, namun juga didukung fakta nyata seperti hasil evaluasi PISA 2022 yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan harapan.

Perbandingan dengan kurikulum sebelumnya, seperti Kurikulum 13, semakin menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka belum mampu lepas dari kelemahan-kelemahan yang sudah ada.

Evaluasi terhadap berbagai parameter kualitas kurikulum ini menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

Meskipun terdapat irisan kesamaan tema modul ajar dengan buku tematik, kekurangan ketegasan dan kejelasan dalam pencapaian pembelajaran menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka, menurut para kritikus kontra, lebih cenderung mengalami kemunduran daripada kemajuan dalam mencapai perbaikan substansial dalam bidang pendidikan.

Solusi yang perlu ditempuh jika pada Tahun Ajaran 2024/2025 Kurikulum Merdeka sungguh diterapkan secara nasional adalah dengan meningkatkan sosialisasi implementasi kurikulum kepada semua pemangku kepentingan pendidikan.

Keterlibatan lebih lanjut dari pihak sekolah, guru, orangtua, dan siswa dalam proses pengembangan dan pelaksanaan kurikulum dapat membantu menciptakan pemahaman lebih mendalam.

Selain itu, perlu adanya peninjauan mendalam terhadap struktur dan strategi pembelajaran yang disajikan dalam kurikulum, untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan nasional benar-benar tercapai.

Dengan langkah-langkah demikian, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat menjadi instrumen efektif dan berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Untuk meningkatkan efektivitas Kurikulum Merdeka, diperlukan upaya konkret memberdayakan guru dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung kreativitas.

Pemerintah perlu memberikan dukungan lebih lanjut dalam bentuk pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru, sehingga mereka dapat menguasai metode pembelajaran inovatif dan memanfaatkan kebebasan yang diberikan oleh kurikulum ini secara optimal.

Lebih luas lagi, perlu ada kerja sama erat antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk menyediakan sumber daya yang memadai dan menciptakan iklim sekolah yang mendukung pengembangan Kurikulum Merdeka.

Di samping peningkatan keterampilan guru, pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan pribadi dan kreativitas murid perlu diperkuat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com